kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iran, Rusia, China, Turki merayakan kekacauan di Amerika


Kamis, 04 Juni 2020 / 08:55 WIB
Iran, Rusia, China, Turki merayakan kekacauan di Amerika
ILUSTRASI. Unjuk rasa kasus Minneapolis. REUTERS/Jeenah Moon


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Seperti kita tahu demonstrasi di Amerika Serikat meningkat di puluhan kota di seluruh negeri karena luapan protes dan kemarahan aklibat kematian seorang pria kulit hitam dalam tahanan polisi yang dicekik dengan dengkul polisi sebelum meninggal.

Polisi di Minneapolis menerapkan jam malam dan menangkap para demostran setelah jam 8 malam. Polisi juga menembakkan gas air mata dan proyektil lainnya ke arah kerumunan massa, dan Pengawal Nasional Amerika Serikat menggunakan helikopter untuk menyemprotkan air guna mamadamkan api ke arah mobil yang terbakar.

Baca Juga: Di tengah aksi protes di Amerika, tiga polisi terluka akibat diserang

New York Times mencatat setidaknya ada delapan negara bagian, termasuk Georgia, Kentucky, Ohio, Colorado, dan Tennessee. Amerika Serikat telah mengerahkan pasukan Garda Nasional dalam upaya untuk menertibkan demonstran.

Di Tennessee, bangunan yang Balai Kota Nashville dibakar massa demonstran. Di Washington, pengunjuk rasa demonstran di Amerika Serikat membakar dan menghancurkan jendela-jendela bangunan di dekat Gedung Putih. Sementara di Philadelphia, Departemen Kepolisian mengatakan setidaknya 13 petugas terluka selama menangani protes.

Baca Juga: Trump kecele, Menhan AS ogah kerahkan pasukan atasi protes Minneapolis

Aksi demonstrasi di Amerika Serikat terus meningkat pada hari Jumat dan Sabtu memsskipun Derek Chauvin, Polisi Minneapolis yang didakwa sebagai pelaku pembunuhan telah diseret ke meja hijau. Derek Chauvin, tercatat sebagai pelaku yang mencekik leher Mr Floyd dengan lututnya sampai korban kehilangan kesadaran, dan meninggal dunia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga telah minginstruksikan agar aparat keamanan bertindak keras kepada demonstran yang ia sebut sebagai preman.

Hasil otopsi independen

Dua orang dokter yang melakukan otopsi independen terkait kematian George Floyd, mengatakan pada hari Senin bahwa ia meninggal karena sesak napas dan kematiannya adalah aksi pembunuhan.

Melansir Reuters, para dokter juga mengatakan George Floyd tidak memiliki kondisi medis dasar yang berkontribusi pada kematiannya. Dijelaskan pula, ia kemungkinan meninggal sebelum dimasukkan ke dalam ambulan.




TERBARU

[X]
×