Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Konflik di Timur Tengah makin memanas dengan Israel masih menjadi titik pusatnya. Kali ini, Iran menyerang Israel dengan drone dan rudal pada Sabtu (13/4) malam waktu setempat.
Pada hari Minggu, tensi masih tinggi dengan Iran memperingatkan Israel dan Amerika Serikat akan adanya respons yang jauh lebih besar jika ada pembalasan atas serangan tersebut.
Tak mau tinggal diam, pihak sementara Israel mengatakan kampanye militer mereka di Timur Tengah belum berakhir.
Ancaman perang terbuka yang terjadi di Timur Tengah termasuk dengan negara sekutu semisal Amerika Serikat telah menempatkan kawasan ini dalam kegelisahan karena Washington mengatakan pihaknya tidak mencari konflik dengan Iran namun tidak akan ragu untuk melindungi pasukannya dan Israel.
Baca Juga: Khawatir Konflik Meluas Usai Iran Serang Israel, Pemimpin G7 Langsung Rapat
Teheran sendiri menyebut serangan tersebut dilakukan menyusul dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada tanggal 1 April yang menewaskan komandan utama Garda Revolusi Iran dan menyusul bentrokan berbulan-bulan antara Israel dan sekutu regional Iran, yang dipicu oleh perang di Gaza.
Namun, serangan dari ratusan rudal dan drone, sebagian besar diluncurkan dari dalam Iran, hanya menyebabkan kerusakan kecil di Israel karena sebagian besar ditembak jatuh dengan bantuan sekutu termasuk AS, Inggris, dan Yordania.
“Kita mencegat, kita memukul mundur, bersama-sama kita akan menang,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di media sosial.
Sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan meskipun serangan itu berhasil digagalkan, kampanye militer belum berakhir dan mereka akan terus bersiap untuk menghadapi setiap skenario.
Di sisi lain, misi Iran untuk PBB mengatakan serangan itu bertujuan untuk menghukum kejahatan Israel, namun kini masalah tersebut dianggap sudah selesai.
Baca Juga: Imbas Serangan Israel, Iran Bakal Ambil Tindakan Lebih Defensif
Kepala Staf Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri memperingatkan di televisi bahwa respons mereka akan jauh lebih besar daripada aksi militer kemarin jika Israel membalas serangan Iran.
Ia juga memperingatkan Washington bahwa pangkalan-pangkalan militer mereka juga bisa diserang jika membantu Israel.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan mengadakan pertemuan para pemimpin negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) pada hari Minggu untuk mengoordinasikan tanggapan diplomatik terhadap apa yang dia sebut sebagai serangan kurang ajar Iran.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, Garda Revolusi Iran menyita sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel di Selat Hormuz yang merupakan salah satu rute pengiriman energi terpenting di dunia, yang menggarisbawahi risiko konflik yang lebih luas terhadap perekonomian dunia.
Perang di Gaza, yang diserbu Israel setelah serangan Hamas yang didukung Iran pada 7 Oktober, telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, menyebar ke kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak.
Sekutu paling kuat Iran di wilayah tersebut, kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, yang telah terlibat baku tembak dengan Israel sejak perang Gaza dimulai, mengatakan bahwa mereka telah menembakkan roket ke pangkalan Israel.
Drone juga dilaporkan diluncurkan terhadap Israel oleh kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, yang telah menyerang jalur pelayaran di dan sekitar Laut Merah untuk menunjukkan solidaritas dengan Hamas.