Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan militer Israel yang menangani urusan kemanusiaan, COGAT (Coordinator of Government Activities in the Territories), mengumumkan bahwa persiapan sedang dilakukan bersama Mesir untuk membuka perlintasan perbatasan Rafah, jalur utama yang menghubungkan Gaza dengan wilayah Mesir.
COGAT menyatakan bahwa pembukaan perbatasan tersebut akan diperuntukkan bagi pergerakan orang, bukan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan. Namun, tanggal pasti pembukaan Rafah belum ditentukan dan akan diumumkan pada waktu mendatang.
Ancaman Penutupan dan Isu Pengembalian Jenazah Sandera
Sebelumnya, Israel telah memperingatkan kemungkinan untuk tetap menutup perlintasan Rafah dan mengurangi aliran bantuan ke Jalur Gaza. Langkah itu dikaitkan dengan tudingan bahwa Hamas terlalu lambat mengembalikan jenazah para sandera yang tewas dalam konflik dua tahun terakhir.
Baca Juga: Gencatan Senjata Gaza Tak Pengaruhi Gugatan Genosida Afrika Selatan terhadap Israel
Peringatan tersebut menyoroti rapuhnya kesepakatan gencatan senjata yang baru-baru ini menghentikan perang berkepanjangan dan memungkinkan pembebasan seluruh sandera hidup yang sebelumnya ditahan oleh Hamas.
Bantuan Masih Masuk Melalui Kerem Shalom
Dalam pernyataannya yang dikirim ke Reuters, COGAT menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan tetap mengalir ke wilayah Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom yang terletak di perbatasan Israel, serta beberapa jalur masuk lainnya.
“Perlu ditekankan bahwa bantuan kemanusiaan tidak akan melewati perlintasan Rafah. Hal ini tidak pernah disepakati pada tahap mana pun,” tegas COGAT dalam pernyataan resminya.
Sehari sebelumnya, dua sumber yang dikutip Reuters mengatakan bahwa perlintasan Rafah semestinya dibuka pada Kamis untuk memungkinkan pergerakan warga sipil. Namun, pengumuman resmi dari pihak Israel menandakan adanya penundaan teknis dan diplomatik dalam proses pembukaan kembali jalur penting tersebut.