Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Israel kembali menggencarkan serangan darat ke Gaza City dengan mengerahkan tank lebih dalam ke kawasan padat penduduk dan meledakkan kendaraan lapis baja tua yang dipasangi bahan peledak di lingkungan Sheikh Radwan.
Serangan tersebut menghancurkan sejumlah rumah dan memaksa lebih banyak keluarga mengungsi. Serangan udara yang berlangsung bersamaan dilaporkan menewaskan sedikitnya 19 orang pada Senin (1/9/2025), menurut pejabat Palestina dan saksi mata.
Tindakan militer Israel ini terjadi di tengah pernyataan Asosiasi Internasional Cendekiawan Genosida yang menyebut kriteria hukum untuk menetapkan Israel melakukan genosida di Gaza telah terpenuhi.
Baca Juga: Israel Gempur Gaza City, Netanyahu Siapkan Serangan Darat Besar-besaran
Israel belum memberikan tanggapan atas pernyataan itu, namun sebelumnya secara tegas membantah tuduhan genosida.
Militer Israel hanya menyatakan pasukannya masih melawan Hamas di berbagai titik di Gaza, dengan menghantam sejumlah pos dan fasilitas yang disebut digunakan untuk menyerang tentaranya.
Sejumlah warga menggambarkan malam serangan itu sebagai “malam horor” karena ledakan terus menerus dan dengungan drone yang tak berhenti.
Mereka menuturkan, sebagian warga memilih meninggalkan rumah, sementara lainnya kebingungan harus pergi ke mana.
Baca Juga: Israel Gempur Gaza City, 123 Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Selebaran yang dijatuhkan tentara Israel di Gaza City meminta penduduk segera mengungsi ke selatan karena operasi militer akan diperluas ke arah barat kota.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar rapat kabinet keamanan pada Minggu malam untuk membahas rencana merebut penuh Gaza City, yang disebut sebagai basis utama kelompok Hamas.
Serangan tank ke Sheikh Radwan sebelumnya juga disertai serangan udara yang menewaskan 14 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan setempat.
Meski begitu, serangan darat berskala penuh diperkirakan tidak akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan. Israel menyatakan ingin mengevakuasi warga sipil terlebih dahulu sebelum mengerahkan lebih banyak pasukan.
Baca Juga: Israel Gempur Gaza, 58 Tewas Menjelang Pembicaraan Gencatan Senjata di Gedung Putih
Militer juga memperingatkan bahwa operasi besar di Gaza City dapat membahayakan sandera yang masih ditahan Hamas.
Perang ini bermula pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas menyerang Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, serta menyandera 251 orang. Saat ini, dari 48 sandera yang tersisa, 20 diyakini masih hidup.
Sejak saat itu, kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 63.000 orang, mayoritas warga sipil, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Baca Juga: Ribuan Warga Palestina Tinggalkan Gaza City, Khawatir Serangan Darat Israel
Perang berkepanjangan itu juga memicu krisis kemanusiaan parah dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Upaya gencatan senjata yang terakhir digelar Juli lalu berakhir buntu, dan hingga kini belum ada kemajuan berarti untuk memulihkannya.