kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

Israel Gempur Gaza City, Serangan Darat Terbesar Pecah! Ribuan Warga Mengungsi


Selasa, 16 September 2025 / 17:14 WIB
Israel Gempur Gaza City, Serangan Darat Terbesar Pecah! Ribuan Warga Mengungsi
ILUSTRASI. Israel meluncurkan tahap utama dari ofensif darat besar-besaran ke Gaza City, dengan klaim menargetkan sekitar 3.000 kombatan Hamas. REUTERS/Amir Cohen


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Israel meluncurkan tahap utama dari ofensif darat besar-besaran ke Gaza City pada Selasa (16/9), dengan klaim menargetkan sekitar 3.000 kombatan Hamas yang diyakini masih bertahan di wilayah tersebut.

“Gaza sedang terbakar,” tulis Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, di platform X. “IDF menghantam infrastruktur teroris dengan tangan besi dan para prajurit berjuang untuk menciptakan kondisi pembebasan sandera dan kekalahan Hamas.”

Menurut pejabat militer Israel, pasukan darat kini bergerak lebih dalam ke pusat kota dan jumlah pasukan akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan.

Ribuan Warga Palestina Mengungsi

Serangan udara intensif, artileri, hingga tank membuat warga sipil di Gaza City melarikan diri ke selatan dan barat. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 40 orang tewas dalam beberapa jam pertama serangan terbaru ini.

Baca Juga: PBB Tuding Israel Berusaha Jadikan Gaza City Tak Layak Huni

Banyak warga terlihat mengungsi menggunakan gerobak keledai, becak, kendaraan penuh sesak, atau berjalan kaki. “They are wiping out our memories,” kata Abu Tamer, pria 70 tahun yang berjalan bersama keluarganya.

Dukungan AS dan Sikap Hamas

Menjelang eskalasi, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan dukungan terhadap sikap garis keras Israel yang menolak gencatan senjata.

Dalam konferensi pers bersama PM Benjamin Netanyahu, Rubio menegaskan satu-satunya jalan mengakhiri perang adalah Hamas membebaskan seluruh sandera, melucuti senjata, dan membubarkan diri.

Sementara itu, Hamas menegaskan kesediaannya untuk membebaskan semua sandera hanya dalam kerangka gencatan senjata permanen dengan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza. Hamas juga menolak melucuti senjata hingga terbentuk negara Palestina merdeka.

Ledakan Besar dan Robot Peledak

Saksi mata melaporkan kawasan Tel Al-Hawa di barat daya Gaza City digempur dari udara, darat, dan laut. IDF dilaporkan menggunakan robot berisi bahan peledak, memicu ledakan dahsyat yang menyebarkan puing hingga ratusan meter.

Baca Juga: Serangan Israel Renggut 53 Nyawa di Gaza, Negara-Negara Arab Kutuk ‘Genosida’

Meski situasi sangat berbahaya, sebagian warga memilih bertahan karena tidak punya biaya untuk transportasi maupun tenda, atau karena percaya tidak ada tempat yang benar-benar aman. “Ini seperti lari dari kematian menuju kematian,” kata Um Mohammad, warga Sabra.

Krisis Kemanusiaan Kian Parah

Menurut Hamas dan IDF, sekitar 350.000 orang telah meninggalkan Gaza City, sementara hampir dua kali lipatnya masih bertahan. Israel sebelumnya telah menghancurkan sebagian besar kota sejak perang 2023, namun sekitar 1 juta warga kembali ke reruntuhan rumah mereka.

Kini, hampir seluruh populasi Gaza terpaksa berpindah ke kamp pengungsian di pesisir selatan, yang oleh Israel disebut sebagai “zona kemanusiaan”.

Namun, PBB dan lembaga kemanusiaan memperingatkan kondisi di selatan semakin buruk: kekurangan pangan, obat-obatan, sanitasi, dan ruang hidup.

Dalam 24 jam terakhir, tiga warga Palestina, termasuk seorang anak, meninggal karena kelaparan. Total korban jiwa akibat malnutrisi kini mencapai 428 orang, sebagian besar dalam dua bulan terakhir.

Komisi Penyelidikan PBB pada Selasa juga menyimpulkan Israel telah melakukan genosida di Gaza dan menuding pejabat tinggi, termasuk Netanyahu, terlibat dalam penghasutan. Israel menolak laporan ini sebagai “skandal” dan “palsu”.

Kekhawatiran Internal di Israel

Meski ofensif mendapat dukungan pemerintah, sejumlah komandan militer Israel mengkhawatirkan operasi ini bisa mengancam keselamatan sandera yang masih ditahan Hamas serta menjadi “perangkap maut” bagi pasukan.

Baca Juga: Trump Menjamu Perdana Menteri Qatar di New York, Bahas Peran Mediator di Gaza?

Kepala Staf IDF, Eyal Zamir, bahkan mendesak Netanyahu untuk kembali mempertimbangkan kesepakatan gencatan senjata dalam rapat kabinet keamanan.

Keluarga sandera juga melakukan aksi protes di depan rumah Netanyahu di Yerusalem. “Anak kami dan orang yang kami cintai sedang dibombardir oleh IDF atas perintah perdana menteri,” kata Anat Angrest, ibu dari salah satu sandera yang diyakini masih hidup.

Angka Korban Perang

  • Serangan Hamas pada Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang Israel dan menyandera 251 orang.

  • Hingga kini, Israel meyakini 20 dari 48 sandera yang tersisa masih hidup.

  • Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 64.000 warga Palestina telah tewas sejak serangan balasan Israel dimulai.

Selanjutnya: Harga Emas Antam Cetak Rekor, Ini Strategi Investasi yang Perlu Dicermati Investor

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Rabu 17 September 2025, Scorpio Dapat Kejutan




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×