kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Israel Membom Gaza Utara, 166 Warga Palestina Meninggal dalam 24 Jam


Minggu, 24 Desember 2023 / 20:49 WIB
Israel Membom Gaza Utara, 166 Warga Palestina Meninggal dalam 24 Jam
ILUSTRASI. Tank dan tentara Israel memasuki kota Khan Younis di Jalur Gaza Selatan pada hari Minggu, 10 Desember 2023.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KAIRO/JERUSALEM. Israel mengebom wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara semalam dan pertempuran terjadi sepanjang Minggu (24/12) pagi.

Sementara otoritas kesehatan Gaza dan militer Israel mengumumkan jumlah korban yang terus bertambah.

Israel mengklaim telah mengontrol hampir sepenuhnya operasional atas Gaza utara dan bersiap untuk memperluas serangan darat terhadap militan Hamas ke daerah lain.

Seorang juru bicara kementerian kesehatan Gaza mengatakan bahwa 166 orang Palestina telah tewas dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah korban tewas di pihak Palestina menjadi 20.424 orang.

Puluhan ribu orang lainnya terluka, dengan banyak mayat yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan. Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.

Baca Juga: UNICEF: Gaza Semakin Mematikan Bagi Anak-anak

Militer Israel mengatakan, delapan tentaranya telah terbunuh, menjadikan jumlah korban tewas dalam pertempuran menjadi 154 orang sejak mereka memulai serangan darat sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel.

Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendiskusikan akan dukungan ke Israel.

Biden "menekankan kebutuhan kritis untuk melindungi penduduk sipil termasuk mereka yang mendukung operasi bantuan kemanusiaan dan pentingnya mengizinkan warga sipil untuk bergerak dengan aman menjauh dari daerah-daerah pertempuran yang sedang berlangsung", kata Gedung Putih.

"Para pemimpin membahas pentingnya mengamankan pembebasan semua sandera yang tersisa," kata Gedung Putih.

Sekutu utama Israel itu telah mempertahankan dukungannya sambil menyatakan keprihatinannya atas jatuhnya korban jiwa dan krisis kemanusiaan di Gaza.

Para pejabat AS mengatakan bahwa mereka memperkirakan Israel akan segera beralih ke fase dengan intensitas yang lebih rendah.

Baca Juga: Israel Membom Gaza Utara, Hukum Internasional Telah Runtuh

Netanyahu, berbicara pada pertemuan kabinet mingguan pada hari Minggu, menepis laporan bahwa AS telah meyakinkan Israel untuk tidak memperluas serangan militernya.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Sabtu bahwa Netanyahu dibujuk oleh Biden untuk tidak menyerang kelompok militan Hizbullah di negara tetangga Lebanon karena khawatir kelompok tersebut akan melancarkan serangan terhadap Israel.

"Israel adalah negara yang berdaulat," kata Netanyahu.

"Keputusan kami dalam perang didasarkan pada pertimbangan operasional kami dan saya tidak akan menjelaskan lebih lanjut."

Dewan Keamanan PBB berhasil menghindari ancaman veto AS pada hari Jumat, setelah berhari-hari berselisih, dengan menghapus dari rancangan resolusi seruan untuk segera mengakhiri perang dan mengurangi kontrol Israel atas pengiriman bantuan.

AS dan Israel menentang gencatan senjata, dengan alasan bahwa hal itu akan memungkinkan Hamas yang didukung Iran untuk berkumpul dan mempersenjatai diri.

Washington abstain dalam pernyataan akhir, yang mendesak langkah-langkah untuk memungkinkan "akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan dan diperluas" ke Gaza dan "kondisi untuk penghentian pertempuran yang berkelanjutan".



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×