Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Pertempuran yang sulit
Yiftah Ron-Tal, mantan komandan angkatan darat Israel, menggambarkan medan perang Gaza yang dibangun sebagai "medan perang yang paling rumit dan dibentengi" di dunia, yang membutuhkan pasukan infanteri, tank, artileri, dan korps insinyur.
"... Saya pikir apa yang terjadi sekarang adalah hasil dari pertempuran yang sulit di daerah yang padat dan dalam pertempuran semacam ini, sayangnya, ada banyak korban," katanya kepada radio militer.
Konflik telah menyebar, ketika pasukan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengganggu perdagangan global dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai pembalasan atas serangan Israel ke Gaza.
Baca Juga: Dipimpin AS, Lebih Dari 20 Negara Bergabung dalam Koalisi Pelindung Laut Merah
AS menembak jatuh empat pesawat tak berawak yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman ke arah kapal perusak AS di Laut Merah bagian selatan pada hari Sabtu (23/12).
Sehingga jumlah serangan semacam itu terhadap pelayaran komersial menjadi 15 kali, demikian ungkap Komando Pusat AS.
Sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Iran menghantam sebuah kapal tanker kimia di Samudera Hindia pada hari Sabtu, kata Departemen Pertahanan AS.
Seorang komandan Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa Laut Mediterania dapat ditutup jika AS dan sekutunya terus melakukan "kejahatan" di Gaza, demikian laporan media Iran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.