Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pembalasan itu memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan banyak orang, mungkin karena koordinasi antara AS dan Israel.
Washington mendesak Israel untuk menghindari serangan terhadap instalasi energi atau nuklir. AS bahkan telah mengirim Israel senjata pertahanan rudal antibalistik yang canggih untuk berjaga-jaga jika Iran membalas serangan.
Sebuah dokumen Pentagon yang tampaknya bocor selama akhir pekan merinci beberapa persiapan Israel untuk serangan semacam itu.
Kebocoran itu, yang keasliannya belum diverifikasi, muncul di akun Telegram sebuah kelompok pro-Iran yang disebut Middle East Spectator.
Pada hari Minggu, kantor Netanyahu mengatakan bahwa meskipun mempertimbangkan apa yang disarankan AS, Israel membuat keputusannya sendiri.
Tidak jelas kapan keputusan akan diambil atau kapan pembalasan akan terjadi.
Menteri Energi Eli Cohen mengatakan kepada Channel 14, "Tidak ada fasilitas, baik militer maupun sipil, atau satu orang pun di Iran yang kebal. Tidak seorang pun dari mereka tidur nyenyak di malam hari."
Tonton: Netanyahu Bersumpah Bakal Hukum Iran Pasca Drone Hizbullah Hantam Rumahnya
Pembunuhan Sinwar, pemimpin Hamas, oleh Israel dipandang oleh banyak orang sebagai titik balik yang potensial, saat pertempuran mungkin menghasilkan negosiasi dan diplomasi.
Namun pada hari-hari berikutnya, pertempuran telah meningkat dengan Hizbullah dan Hamas.
Keduanya dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS dan negara-negara lain.