CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Isu Deforestasi Merebak, Nestle hingga P&G Investigasi Minyak Sawit Asal Indonesia


Rabu, 13 November 2024 / 03:10 WIB
Isu Deforestasi Merebak, Nestle hingga P&G Investigasi Minyak Sawit Asal Indonesia
ILUSTRASI. Nestle dan Procter & Gamble, mengatakan pihaknya melakukan investigasi sumber minyak kelapa sawit asal Indonesia. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merek-merek produk konsumen, termasuk Nestle dan Procter & Gamble, mengatakan pihaknya melakukan investigasi setelah sebuah kelompok lingkungan mengatakan minyak kelapa sawit yang bersumber dari cagar alam liar yang ditebang secara ilegal di Indonesia mungkin telah masuk ke dalam rantai pasokan mereka.

Reuters yang melansir laporan Rainforest Action Network (RAN) yang berbasis di AS memberitakan, hutan hujan tropis di dalam cagar alam liar yang dilindungi secara hukum telah ditebang untuk memberi jalan bagi perkebunan kelapa sawit selama delapan tahun terakhir. 

Laporan RAN mengutip citra satelit yang katanya mengungkap deforestasi di area tersebut.

Kelompok tersebut membagikan gambar yang menunjukkan hamparan tanah cokelat yang ditebang di hamparan hijau subur Cagar Alam Rawa Singkil di Indonesia, dengan deretan pohon kelapa sawit muda yang sekarang ditanam di sepanjang perbatasannya. 

Menurut laporan yang diterbitkan pada hari Senin (11/11/2024), beberapa gambar, yang menurut RAN diambil selama investigasi lapangan pada Februari 2024, menunjukkan bahwa bibit kelapa sawit ditanam di lahan yang terbakar dikelilingi oleh pohon-pohon tumbang di dalam cagar alam tersebut.

Baca Juga: Gapki Prediksi Kenaikan Harga CPO Bakal Berlanjut Hingga Tahun Depan

RAN melaporkan, cagar alam tersebut, yang terletak di provinsi Aceh di barat laut pulau Sumatra Indonesia, telah kehilangan 2.609 hektar (6.447 hektar) hutan sejak tahun 2016, dengan pohon-pohon sawit kini tumbuh di 645 hektar area yang telah dibuka.

Reuters tidak dapat mengonfirmasi temuan tersebut secara independen.

Kementerian Kehutanan Indonesia tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters. 

RAN mengatakan, penyelidikannya yang dilakukan pada bulan September dan Oktober, telah menemukan tandan buah segar dari perkebunan ilegal dijual ke pabrik PT Global Sawit Semesta (GSS) dan PT Aceh Trumon Anugerah Kita (ATAK), yang keduanya memasok ke merek-merek besar termasuk Procter & Gamble, Nestlé, Mondelez dan PepsiCo.

GSS dan ATAK, yang berlokasi di daerah terpencil, tidak dapat dihubungi oleh Reuters untuk dimintai komentar.

Perusahaan biasanya mendapatkan minyak sawit dari pabrik-pabrik Indonesia melalui perantara. 

Baca Juga: Komoditas Global Tertekan Permintaan China dan Proteksi Trump

Seorang juru bicara Nestle mengatakan bahwa pihaknya segera menghubungi pemasok langsungnya terkait GSS untuk menyelidiki temuan RAN, seraya menambahkan bahwa, pada akhir tahun 2023, 96% pasokan minyak sawitnya "bebas dari deforestasi".

"Jika perlu mencari solusi, kami akan mengambil tindakan yang diperlukan," kata juru bicara tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×