Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambang tembaga dan emas AS, Freeport McMoran memperkirakan penjualan konsolidasi tembaga dan emas pada kuartal kedua berada di bawah perkiraan April 2024. Ini karena keterlambatan memperoleh izin ekspor untuk anak perusahaan Indonesia.
Perusahaan ini memperkirakan penjualan tembaga akan berada 5% di bawah panduan April 2024 sebesar 975 juta pound, sementara penjualan emas akan lebih rendah 30% dari bawah panduan sebesar 500.000 ons.
Penambang yang berbasis di Phoenix, Arizona ini memperkirakan sebagian dari penjualan kuartal kedua akan dikirimkan di periode mendatang.
Baca Juga: Bahlil: Smelter Tembaga Gresik Perkuat Ekosistem Baterai Listrik di Indonesia
Izin ekspor terakhir anak perusahaan Freeport di Indonesia berlaku hingga 31 Mei, dan target barunya harus disetujui oleh kementerian pertambangan negara tersebut.
Indonesia melarang pengiriman semua mineral mentah mulai Juni 2023 untuk meningkatkan investasi di industri pengolahan logamnya. Namun Freeport Indonesia dan perusahaan tambang tembaga saingannya Amman Mineral Internasional (AMMN) diberi pengecualian selama setahun untuk menyelesaikan pembangunan pabrik peleburan tembaga mereka.
Keterlambatan pengiriman juga diperkirakan membebani biaya tunai bersih per unit untuk kuartal tersebut, yang kini diperkirakan sebesar US$ 1,77 per pon tembaga, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 1,57.