kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi miliarder dari bisnis private equity (1)


Selasa, 09 Agustus 2016 / 14:50 WIB
Jadi miliarder dari bisnis private equity (1)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Nama Leon Black sudah populer di kalangan investor Wall Street. Dia adalah salah pendiri private equity yang paling berpengaruh di Amerika Serikat. Black mendirikan Apollo Global Management yang merupakan private equity lima terbesar di dunia. Kesuksesan Apollo Global tak lepas dari naluri investasi sang ayah yang merupakan pebisnis sekaligus mantan bankir di Lehman Brothers. Sukses Apollo merupakan sumber harta Black senilai US$ 5 miliar.

Investor merupakan salah satu profesi idaman di Amerika Serikat (AS). Maklum saja, banyak nama pesohor yang memiliki harta berlimpah dengan menyandang predikat investor. Sebut saja investor kawakan Warren Buffett.  

Leon Black merupakan salah satu warga Amerika yang bercita-cita kaya raya dengan mengikuti jejak Buffett. Pria berusia 65 tahun ini menjadi salah satu investor dengan insting bisnis tajam.

Di dunia investasi, Black tersohor sebagai spesialis merger dan akuisisi (M&A). Dia adalah salah satu dari pendiri perusahaan  private equity terbesar di dunia, Apollo Global Management.

Bersama enam rekannya, Black mendirikan Apollo Global pada tahun 1990 silam. Black membesarkan Appolo Global bersama John Hannan, Josh Harris, Marc Rowan, Craig Cogut, Arthur Bilger dan Anthony Ressler yang berpusat di New York.

Dengan tangan dinginnya, Appolo Global kini menjadi salah satu dari lima perusahaan investasi terbesar di dunia. Per Agustus 2016, Apollo Global memiliki dana kelolaan lebih dari US$ 186,3 miliar.

Lahir dan dibesarkan di kota pusat bisnis dunia New York membuat Black akrab dengan dunia bisnis. Apalagi, Black mewarisi insting bisnis dari ayahnya, Eli M Black.

Eli merupakan seorang pebisnis Yahudi. Namanya berkibar di panggung bisnis Amerika lewat kepemilikan sahamnya di United Brands Company, perusahaan yang menguasai pasar impor pisang di Amerika.

Sebelum menjadi pebisnis, Eli mengasah naluri investasinya dengan berkarier di perusahaan investasi Lehman Brothers. Sayangnya, nama baik sang ayah sebagai pebisnis tercoreng skandal penyuapan terhadap Presiden Honduras agar meringankan pajak ekspor pisang.

Mengutip The New York Times, beberapa pekan sebelum skandal penyuapan itu terkuak, ayah Black bunuh diri. Eli melompat dari kantornya yang berada di lantai 44 pada 3 Februari 1975.

Meski nama harum Eli tercoreng, sang ayah meninggal dunia dengan mewarisi US$ 75.000 kepada Black dan saudara perempuannya. Dari hasil asuransi inilah, Black menyelesaikan studi magister di Harvard University dengan gelar magister bisnis dan administrasi (MBA) dan mendirikan bisnis. Setelah tamat dari Harvard, Black meniti karier di Drexel Burnham Lambert Incorporated. Black menghabiskan waktu mulai dari tahun 1977 hingga 1990 di Drexel.

Naluri investasinya terasah dengan jabatan terakhir sebagai Managing Director sekaligus Head of Mergers & Acquisitions Group di Drexel. Di kantor ini pula Black bertemu dengan sesama pendiri Apollo Global yakni Josh Harris dan Marc Rowan.

Setelah Drexel gulung tikar karena tersandung skandal, Black dan rekan-rekannya berbulat hati mendirikan Apollo Global. Pertama kali mendulang dana segar dari investor, Apollo Global mengumpulkan US$ 400 juta.  

Sepak terjang dan prestasi Apollo Global membawa Black dan teman-temannya semakin dipercaya lebih banyak investor institusi. Mengutip situs resminya. Apollo Global menetapkan diri sebagai private equity yang menerapkan prinsip investasi melawan arus alias kontrarian.

Yang jelas, kesuksesan Apollo Global menjadi sumber utama kekayaan Black. Hitungan Forbes, harta Black mencapai US$ 5 miliar per Agustus 2016. Di luar bisnis private equity, Black tercatat sebagai kolektor benda seni dan donatur bidang kesehatan.

Black merogoh duit US$ 120 juta untuk membeli lukisan milik Edvard Munch bertajuk "The Scream". Hasrat seni Black berasal dari ibunya.                            

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×