Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa virus corona sudah semakin jinak. Beberapa mutasi bahkan terjadi sehingga penyebaran terus meluas. Perbedaan flu biasa dan COVID-19 yang tipis juga membuat orang semakin was-was.
Belakangan mulai muncul kabar baik mengenai keberhasilan uji coba vaksin COVID-19 yang tingkat keberhasilannya mencapai 95%. Meskipun begitu, kita masih harus menunggu apakah vaksin tersebut bisa benar-benar aman digunakan.
Mengingat penyebaran virus corona (SARS-CoV-2) yang masih belum terkendali, rasanya penting untuk mengetahui perbedaan flu biasa dan COVID-19 agar upaya pencegahan bisa lebih cepat dilakukan.
Secara umum, baik flu biasa maupun COVID-19 memiliki gejala yang cukup mirip. Mulai dari sakit tenggorokan, demam, batuk, sesak napas, sakit kepala, hingga merasa kelelahan.
Gejala COVID-19 yang mirip dengan flu biasa tersebut membuat penyakit ini sering terlambat diatasi. Akibatnya, penularan cepat meluas hingga menimbulkan kematian.
Banyak orang juga yang menggangkap remeh gejala COVID-19 sebagai flu biasa dan tidak melakukan penanganan yang serius. Maka dari itu, perlu diperhatikan dengan seksama mengenai perbedaan flu biasa dan COVID-19.
Baca Juga: Masih belum lenyap, begini cara penyebaran virus corona menurut WHO
Perbedaan flu biasa dan COVID-19
Perbedaan flu biasa dan COVID-19 yang paling utama adalah, orang dengan flu akan merasakan gejala atau sakit di beberapa bagian pada minggu pertama. Sementara penderita COVID-19 baru akan merasa sakit di minggu kedua atau bahkan ketiga.
Orang yang terserang COVID-19 juga akan merasakan sakit atau gejala yang lebih lama daripada orang yang terserang flu biasa.
Perbedaan flu biasa dan COVID-19 yang berikutnya adalah, penderita COVID-19 akan mengalami penurunan fungsi indera pengecap dan indera penciuman.
Baca Juga: WHO sarankan dokter untuk tidak gunakan Remdesivir dalam penggobatan pasien Covid-19
Akibatnya, penderita COVID-19 akan sulit mencium bau serta merasakan makanan. Tahap selanjutnya adalah kehilangan nafsu makan.
Walaupun begitu, AP mengungkap bahwa gejala tersebut tidak dirasakan oleh semua penderita. Jadi ini bukan indikator pasti dari COVID-19.
Dr. Daniel Solomon, pakar penyakit menular di Brigham and Women’s Hospital dan Harvard Medical School Boston, mengungkapkan bahwa orang juga bisa terserang dua jenis penyakit berbeda ini dalam waktu yang bersamaan.
Maka dari itu, Dr. Solomon tetap menyarankan untuk melakukan tes medis yang sesuai agar penyakit bisa cepat diidentifikasi.
Baca Juga: Masker katup tidak efektif, ini jenis masker yang disarankan WHO
Baik flu biasa maupun COVID-19 menyebar melalui tetesan (droplets) dari hidung dan mulut. Keduanya bisa menyebar sebelum orang tahu bahwa mereka sakit.
Selanjutnya, perbedaan flu biasa dan COVID-19 ada pada masa inkubasi si virus. Flu biasa memiliki masa inkubasi yang lebih pendek. Artinya, hanya butuh waktu satu hingga empat hari untuk Anda merasakan sakit.
Sementara virus corona membutuhkan masa inkubasi hingga 14 hari sebelum orang yang terinfeksi mengalami gejala dan merasakan sakit.
"Rata-rata, COVID-19 lebih menular daripada flu biasa. Peristiwa penyebaran yang luas ini lebih sering terjadi pada COVID-19 daripada flu biasa," ungkap Dr. Solomon pada AP.