Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Slogan anti Presiden China Xi Jinping menyebar ke sejumlah kota di China dan di seluruh dunia.
Sebelumnya slogan anti Xi itu ditampilkan di spanduk di atas jembatan Beijing pekan lalu oleh seorang pengunjuk rasa. Namun karena sensor di China daratan maka protes itu segera disingkirkan aparat hukum.
Kritik terhadap Xi dibuat dalam tulisan tangan. Mereka mengkritik kebijakan lockdowns atau penguncian dan pembatasan ketat yang menjadi kebijakan Xi untuk mencapai nol persen Covid-19. Mereka juga menyerukan pencopotan Xi dari posisinya sebagai presiden.
"Kami ingin makanan, bukan tes PCR. Kami menginginkan kebebasan, bukan penguncian dan kontrol. Kami menginginkan rasa hormat dan bukan kebohongan,"bunyi salah satu spanduk.
Baca Juga: Xi Jinping Ingin Rebut Taiwan Lebih Cepat dari yang Diperkirakan Sebelumnya
Slogan-slogan ini awalnya muncul secara sembunyi-sembunyi setidaknya di delapan kota China termasuk Shenzhen, Shanghai, Beijing dan Guangzhou. Juga di Hong Kong, menurut VoiceofCN.
Sekelompok warga negara China yang menggunakan anonim juga menjalankan akun Instagram pro demokrasi dengan lebih dari 30.000 pengikut.
Grup ini mengumpulkan referensi ke frasa yang juga muncul di lebih dari 200 Universitas di seluruh Amerika Serikat, Jepang, Korea selatan, Taiwan dan di tempat lain.
Administrator VoiceofCN, yang dibuat pada Maret 2020, mengatakan menerima sekitar 20 kiriman yang menunjukkan slogan-slogan dari China daratan, yang sebagian besar berada di kamar mandi atau dipasang di papan pengumuman di sekolah.
Kamar mandi telah menjadi tempat utama untuk mengungkapkan perbedaan pendapat, karena sebagian besar terlindung dari kamera keamanan di mana-mana di peralatan pengawasan ekstensif China.
Baca Juga: Uni Eropa Harus Memandang China Lebih Sebagai Kompetitor
Dalam satu contoh, grafiti yang bertuliskan "tolak kediktatoran" terlihat tertulis di atas urinoir di China Film Archive Art Cinema di Beijing.
“Sebagian besar dari kita bekerja atau belajar di luar daratan Tiongkok, tetapi kita semua tumbuh di Tiongkok,” kata administrator kelompok itu kepada Bloomberg dalam sebuah pesan.
“Sebagian besar siswa yang memasang spanduk melihatnya sebagai cara untuk menyuarakan kemarahan kami, yang telah lama ditekan oleh pemerintah dan mesin sensornya.”