Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menyatakan, tidak pernah atau memerintahkan menutup-nutupi wabah virus corona baru di negaranya seperti tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, kalau pun ada revisi jumlah kasus di Kota Wuhan, itu adalah hasil dari verifikasi statistik untuk memastikan keakuratan.
"Revisi adalah praktik umum internasional," kata Zhao dalam konferensi pers, Jumat (17/4), seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Angka kematian akibat corona di Wuhan melonjak 50% jadi 3.869, ada apa?
Angka kematian di Wuhan, China Tengah, akibat virus corona melonjak 50% pada Jumat (17/4) menjadi 3.869 orang. Tapi, bukan karena kematian baru, melainkan revisi angka.
Kota tempat virus corona pertama kali muncul akhir tahun lalu ini menambahkan 1.290 kematian akibat Covid-19 dari sebelumnya sebanyak 2.579 orang meninggal per Kamis (16/4) lalu.
Seiring tambahan angka kematian di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pun merevisi jumlah orang meninggal akibat virus corona secara nasional pada Jumat (17/4) menjadi 4.632 orang.
Baca Juga: Di tengah keraguan global, China revisi naik angka kematian corona sebesar 39%
Revisi tersebut mengikuti spekulasi yang beredar luas, bahwa jumlah kematian akibat virus corona di Wuhan secara signifikan lebih tinggi dari yang pemerintah setempat laporkan.