Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menambahkan lebih dari 80 perusahaan, termasuk JD.com asal China, ke dalam daftar entitas yang menghadapi kemungkinan pengusiran dari bursa Amerika. Ini di tengah kebuntuan audit jangka panjang antara AS dan China.
Seperti dikutip Reuters, Kamis (5/5), SEC memperluas daftar pada daftar sementara di bawah undang-undang 2020 yang dikenal sebagai The Holding Foreign Companies Accountable Act (HFCAA) pada hari Rabu (4/5). Ini bertujuan untuk menghapus perusahaan yurisdiksi asing dari bursa AS jika mereka gagal mematuhi standar audit Amerika untuk tiga tahun berturut-turut.
Dalam perselisihan yang berlarut-larut, regulator AS telah menuntut akses penuh untuk mengaudit kertas kerja perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di New York, yang disimpan di China.
Baca Juga: Saham Teknologi China Terpeleset Imbas Penyelidikan Lanjutan pada Didi
Permintaan tersebut sejauh ini telah ditolak oleh China dengan alasan keamanan nasional. Tetapi regulator di kedua negara sedang mendiskusikan rincian operasional dari kesepakatan audit yang diharapkan Beijing untuk ditandatangani tahun ini.
JD.com mengatakan pihaknya mengetahui bahwa perusahaan telah diidentifikasi oleh SEC di bawah Undang-Undang, dan telah secara aktif menjajaki kemungkinan solusi.
"Perusahaan akan terus mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku di China dan Amerika Serikat, dan berusaha untuk mempertahankan status pencatatannya di Nasdaq dan Bursa Efek Hong Kong," kata JD.com dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan besar China lainnya yang ditambahkan ke daftar SEC antara lain adalah JinkoSolar Holding Co Ltd, China Petroleum & Chemical Corp, Bilibili Inc dan NetEase Inc.
Sumber mengatakan kepada Reuters pada bulan Maret, regulator China telah meminta beberapa perusahaan yang terdaftar di AS, termasuk Alibaba, Baidu , dan JD.com, untuk menyiapkan lebih banyak pengungkapan audit.