Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Raksasa e-commerce China, JD.com, akan menggelontorkan dana sebesar 200 miliar yuan atau setara US$27,35 miliar (sekitar Rp 430 triliun) untuk membantu eksportir China memasarkan produknya di dalam negeri.
Langkah ini diambil di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Baca Juga: Tak Ada Ampun! China Kenakan Tarif Produk AS dari 84% Menjadi 125% Mulai Sabtu Besok
Pengumuman ini disampaikan pada Jumat (11/4), bersamaan dengan kebijakan balasan China yang menaikkan tarif impor terhadap produk AS hingga 125%, sebagai respons terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif barang asal China hingga 145%.
Dalam pernyataan resminya, JD.com menyebut akan mengirimkan karyawannya langsung ke perusahaan-perusahaan eksportir untuk membeli produk berkualitas mereka secara langsung.
JD.com juga akan membuka laman khusus di platform e-commerce-nya guna memasarkan produk-produk tersebut, lengkap dengan dukungan lalu lintas pengunjung dan promosi.
Sementara itu, pesaing utama JD.com, yakni jaringan ritel Freshippo milik Alibaba (dikenal juga dengan nama Hema), juga meluncurkan program serupa.
Baca Juga: Xi Jinping Sindir Trump: China-Uni Eropa Harus Lawan Perundungan Tarif
Freshippo membuka jalur cepat bagi eksportir untuk masuk ke pasar domestik dengan cara penyederhanaan proses pendaftaran dan menyediakan akses ke jaringan gudang miliknya.
Upaya JD.com dan Freshippo ini diharapkan bisa membantu eksportir China menutup kerugian akibat penurunan penjualan ekspor, dengan mempercepat penetrasi ke pasar lokal.
Namun, tantangan tetap ada, mengingat kondisi ekonomi domestik China saat ini tengah melambat dan persaingan di pasar lokal kian ketat.
Baca Juga: Hati-Hati! China Punya Senjata Ampuh yang Bisa Hancurkan Ekonomi dan Pertahanan AS
Baik JD.com maupun Freshippo sama-sama akan menyediakan "zona khusus" di platform mereka, yang dikhususkan untuk menjual produk-produk dari eksportir.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan-perusahaan ritel digital China bersiap menghadapi dampak jangka panjang dari ketegangan dagang global.