Sumber: Kompas TV | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China umumkan tindakan balasan dengan menaikkan tarif atas barang-barang Amerika Serikat (AS) dari 84% menjadi 125% mulai Sabtu. Kebijakan baru China ini diumumkan pada Jumat (11/4/2025).
AS dan China telah meningkatkan perang dagang dengan saling menaikkan tarif impor, bahkan ketika Presiden AS Donald Trump menghentikan sementara tarif untuk negara-negara lain.
Tiongkok telah mengatakan akan melawan tarif Amerika dengan tindakan balasan, menyebut tindakan Trump sebagai "perundungan ekonomi," yang menyebabkan Trump membalas dengan terus menaikkan tarif minggu ini.
Bea masuk universal Trump terhadap Tiongkok berjumlah 145%. Ketika Trump mengumumkan pada hari Rabu bahwa Tiongkok menghadapi bea masuk 125%, ia tidak memasukkan bea masuk 20% terhadap Tiongkok yang dikaitkan dengan perannya dalam produksi fentanil.
Tindakan Trump membuat para eksekutif bisnis memperingatkan potensi resesi, dan beberapa mitra dagang utama AS membalas dengan pajak impor mereka sendiri, sebelum jeda. Namun Trump dan Tiongkok terus menaikkan bea masuk secara bergantian.
“AS yang secara bergantian menaikkan bea masuk yang sangat tinggi terhadap Tiongkok telah menjadi permainan angka, yang tidak memiliki signifikansi ekonomi praktis, dan akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia,” kata seorang juru bicara Kementerian Keuangan China dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan bea masuk baru tersebut.
“Namun, jika AS bersikeras untuk terus melanggar kepentingan China secara substansial, China akan dengan tegas melawan dan berjuang sampai akhir,” demikian pernyataan tersebut seperti dikutip dari The Associated Press.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya mengajukan gugatan lain kepada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) terhadap bea masuk AS.
Baca Juga: Tesla Stop Penjualan 2 Model Mobil Mewahnya di China, Apa Sebabnya?
Beijing minggu lalu menangguhkan impor sorgum, unggas, dan tepung tulang dari beberapa perusahaan Amerika, dan memberlakukan lebih banyak kontrol ekspor pada mineral tanah langka yang penting untuk berbagai teknologi. Mereka juga memasukkan beberapa puluh perusahaan Amerika ke dalam daftar yang akan mencegah perusahaan China menjual barang-barang dengan fungsi ganda kepada mereka.
Mengingat besarnya kekuatan kedua ekonomi negara tersebut, para ahli mengkhawatirkan gejolak ekonomi global.
Kepala WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, mengatakan awal minggu ini bahwa perang dagang antara AS dan China dapat sangat merusak prospek ekonomi global.