Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Kendati begitu, harus diakui, bahwa gelombang baru dari internet berbasis spasi ini menghadapi rintangan juga. Selain membutuhkan biaya besar, juga terdapat kompleksitas teknologi. Dan dapat memperbanyak sampah luar angkasa.
Internet satelit yang sudah ada saat ini, hanya didominasi segelintir perusahaan seperti HughesNet dan Viasat yang memiliki satelit besar dan mahal berjarak 22.000 mil (35.000 kilometer) dari bumi dan mencakup wilayah besar di darat.
Baca Juga: Jeff Bezos targetkan pada 2040, Amazon e-commerce terbesar yang bebas polusi
Tetapi layanan ini mahal dan terbatas, dilengkapi dengan batasan data dan keterlambatan dan tidak memiliki banyak pengguna.
Sementara satelit baru yang ukurannya lebih kecil, lebih murah dan lebih dekat ke bumi dinilai lebih menjanjikan. Karena secara teoritis, sinyal bergerak lebih cepat dan akan memberikan respons cepat sehingga dapat bekerja lebih baik.
Untuk itu, Selain Amazon dan SpaceX milik Elon Musk, perlombaan menguasai jagad internet ini juga telah bergabung dalam oneweb, yang mendapat dukungan investor lain seperti pendiri Virgin, Richard Baranson dari AS, dan pembuat chip konglomerat Qualcomm dan Jepang SoftBank.
Namun industri teknologi ini masih dalam proses pertumbuhan dan membutuhkan waktu tiga tahun lagi agar layanannya dapat dijual secara komersial, kata Kerri Cahoy, profesor aeronautika dan astronautika di MIT.
"Saya malah terkejut kalau ada perusahaan yang sudah menguntungkan dalam 10 tahun," ujarnya.
Baca Juga: Jeff Bezos membeli 100.000 van listrik Rivian, pemesanan terbesar yang pernah ada