kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

Jeff Bezos dan Elon Musk Ingin Isi Tata Surya dengan Manusia, Kecerdasan & Energi


Minggu, 17 Desember 2023 / 13:56 WIB
Jeff Bezos dan Elon Musk Ingin Isi Tata Surya dengan Manusia, Kecerdasan & Energi
Jeff Bezos dan Elon Musk adalah dua pemimpin perusahaan paling inovatif dengan misi berani saat ini. Jeff Bezos dan Elon Musk Ingin Tata Surya Dihuni 1 Triliun Manusia Penuh Kehidupan, Kecerdasan & Energi


Sumber: Fortune,Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Dua konglomerat terkaya dunia yakni Pendiri Amazon Jeff Bezos dan CEO Tesla Elon Musk sependapat bahwa kita membutuhkan lebih banyak manusia.

Meski kedua miliarder ini bersaing di bisnis luar angkasa, Bezos memiliki Blue Origin dan Musk memiliki SpaceX, namun mereka sepakat mengenai aspek-aspek tertentu dari masa depan umat manusia.

“Saya pikir dalam banyak upaya ini, kami memiliki pemikiran yang sama,” kata Bezos dalam episode Lex Fridman Podcast yang dirilis minggu ini. 

Bezos menambahkan bahwa ia tidak terlalu mengenal Elon Musk namun dia menyukai gagasan untuk menjalin persahabatan dengannya.

Baca Juga: Jeff Bezos Ungkap Alasan Utama Tinggalkan Jabatan CEO Amazon

Ketika ditanya apa harapannya bagi masa depan umat manusia di luar angkasa ratusan atau ribuan tahun dari sekarang? Bezos menjawab:

“Saya ingin sekali melihat, satu triliun manusia hidup di tata surya. Jika kita mempunyai satu triliun manusia, kita akan mempunyai seribu Mozart dan seribu Einstein. Tata surya kita akan penuh dengan kehidupan, kecerdasan, dan energi.”

Apa yang dilakukan perusahaan seperti Blue Origin dan SpaceX adalah menciptakan infrastruktur luar angkasa yang bisa digunakan generasi mendatang untuk membangun hal-hal yang lebih besar.

“Saat saya memulai Amazon, saya tidak perlu mengembangkan sistem pembayaran. Itu sudah ada. Namanya kartu kredit,” ujarnya. 

“Saya tidak perlu mengembangkan sistem transportasi untuk mengirimkan paket. Itu sudah ada. Itu disebut layanan pos dan Royal Mail dan Deutsche Post. Jadi semua infrastruktur pengangkut barang berat ini sudah ada. Dan saya bisa berdiri di atas bahunya.”

Baca Juga: Kekayaannya Tembus US$ 43,6 Miliar, Prajogo Pangestu Masuk Peringkat 27 Terkaya Dunia

Bezos mengatakan bahwa dia ingin menggunakan Amazon untuk membangun infrastruktur berat yang akan digunakan pengusaha ruang angkasa generasi mendatang.

“Ketika Anda dapat memulai perusahaan luar angkasa yang sangat berharga di kamar asrama, maka kita tahu bahwa kita telah membangun infrastruktur yang cukup sehingga kecerdikan dan imajinasi dapat benar-benar dilepaskan,” katanya. “Menurutku itu sangat menarik.”

Dia membayangkan orang-orang tinggal di stasiun luar angkasa raksasa, yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan permukaan planet, termasuk kemampuan memutarnya untuk menciptakan gravitasi normal.

Bezos juga mengatakan kebanyakan orang ingin tinggal dekat Bumi dan pergi ke sana untuk berlibur, “sama seperti Anda pergi ke Taman Nasional Yellowstone.”

Bezos mengatakan, ia melihat lingkungan bumi dilestarikan melalui manufaktur besar-besaran yang bergerak ke luar angkasa, memanfaatkan sumber daya di bulan dan sabuk asteroid.

Baca Juga: Elon Musk Bantah Isu Starlink Bakal IPO pada Tahun 2024

Adapun Musk, dia telah lama menekankan perlunya umat manusia untuk menjadi spesies multi-planet, dan dia membayangkan roket Starship SpaceX mengangkut manusia antara Bumi dan Mars, di mana kehadiran manusia secara permanen akan terwujud.

“Kami tidak ingin menjadi salah satu spesies planet tunggal, kami ingin menjadi spesies multi-planet,” katanya pada tahun 2021 setelah SpaceX mengirim astronot ke orbit dengan roket bekas.

Dia juga memperingatkan tentang krisis kekurangan populasi di bumi ini. Pada musim panas tahun 2022, ia mengatakan penurunan angka kelahiran yang terjadi di banyak negara menghadirkan bahaya terbesar yang dihadapi peradaban sejauh ini.

Beberapa tahun sebelumnya ia telah memperingatkan, masalah terbesar yang akan dihadapi dunia dalam 20 tahun ke depan adalah menurunnya jumlah penduduk.

Baca Juga: Strategi Cerdas Warren Buffett untuk Sukses Ini Mudah Ditiru

Akhir pekan ini, peringatan serupa ia sampaikan saat menghadiri festival politik di Italia yang diselenggarakan Perdana Menteri Giorgia Meloni.

“Penting untuk memiliki anak dan menciptakan generasi baru,” katanya kepada para hadirin. “Sesederhana kedengarannya, jika seseorang tidak memiliki anak maka tidak akan ada generasi baru.”

Awal tahun ini, setelah Tiongkok merilis angka yang menunjukkan anjloknya angka kelahiran, Musk menulis di Twitter: "Penurunan populasi karena rendahnya angka kelahiran adalah risiko yang jauh lebih besar bagi peradaban dibandingkan pemanasan global...tandai kata-kata ini.”



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×