Sumber: livemint.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun pada Rabu (waktu Asia), dipicu oleh menurunnya permintaan terhadap aset safe haven seiring meningkatnya optimisme pasar terhadap negosiasi dagang AS-Tiongkok. Penurunan ini terjadi menjelang pengumuman kebijakan moneter terbaru dari Federal Reserve.
Per pukul 06.28 GMT, harga emas spot melemah 1,2% ke level US$3.389,37 per ons, setelah sempat menguat hampir 3% pada Selasa.
Fokus Pasar Tertuju ke The Fed
Pasar kini menanti hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan, dengan pidato Ketua Jerome Powell yang dinantikan untuk petunjuk arah kebijakan ke depan.
“Jika The Fed memberi sinyal pemangkasan suku bunga, emas kemungkinan akan tetap kuat. Tapi perak bisa mencuri perhatian karena faktor industri dan logam mulia akan saling berinteraksi,” kata Prithviraj Kothari, Direktur RSBL.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Ungkap Alasan Mengejutkan Kenapa Bitcoin Lebih Unggul Dibanding Emas
Rasio Emas-Perak Sentuh 102
Rasio harga emas terhadap perak kini berada di angka 102, menunjukkan emas jauh lebih mahal dibanding perak. Rasio ini kerap digunakan investor untuk menilai potensi kenaikan masing-masing logam.
“Rasio 102 ini masih di bawah puncak 105 yang tercatat awal April pasca pernyataan tarif dari Trump,” kata Rahul Kalantri, Wakil Presiden Komoditas di Mehta Equities.
Ia juga menambahkan bahwa harga emas telah pulih sekitar US$150 dalam dua hari terakhir, menjelang keputusan The Fed.
Sentimen Geopolitik Membayangi
Meskipun pasar cenderung fokus pada kebijakan moneter, ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor penentu. Konflik yang meningkat antara India-Pakistan serta Israel-Gaza menciptakan ketidakpastian yang bisa memicu permintaan logam mulia.
“Jika emas mampu bertahan di atas US$3.420, potensi reli 5%–7% terbuka lebar. Sebaliknya, penurunan di bawah US$3.280 akan menjadi sinyal bearish baru,” ujar Kalantri.
Untuk perak, ia menyebut level kunci berada di US$34,50. Jika mampu ditutup di atas level tersebut, maka target berikutnya adalah US$36,40 hingga US$37,80.
Baca Juga: Usai Terkoreksi, Investor Kembali Memburu Logam Mulia
Emas Stabil, Perak Lebih Menarik untuk Jangka Panjang
Menurut Kothari, perak saat ini menawarkan risk-reward lebih tinggi bagi investor jangka panjang.
“Bagi investor yang mengincar pertumbuhan lebih tinggi, perak lebih menarik. Tapi emas tetap jadi pilihan utama untuk stabilitas dan lindung nilai. Kombinasi keduanya dengan porsi lebih ke perak mungkin jadi strategi bijak saat ini,” jelasnya.