Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang menegaskan akan melarang impor minyak mentah Rusia. Pada prinsipnya, ini merupakan bagian dari kampanye dari Group of Seven (G7) atawa Kelompok Tujuh untuk melawan invasi Rusia ke Ukraina.
Hal tersebut diungkapkan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, setelah pertemuan online dengan para pemimpin G7 lainnya pada Minggu (8/5).
Negara-negara G7 berkomitmen untuk melarang atau menghalangi impor minyak Rusia, menandai upaya terbaru oleh Barat guna menekan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait invasi ke Ukraina dan akibat mematikan yang terjadi.
"Untuk negara yang sangat bergantung pada impor energi, ini adalah keputusan yang sangat sulit. Tetapi koordinasi G7 paling penting pada saat seperti sekarang ini," kata Kishida, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti dikutip dari Reuters.
Bagi Jepang, krisis Ukraina telah membuat ketergantungan energinya pada Rusia sangat membebankan, bahkan ketika Kishida telah secara blak-blakan mengkritik Rusia. Jepang telah bertindak cepat dan beriringan dengan G7 dalam menerapkan sanksi terhadap Rusia, termasuk membekukan aset oligarki.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Belum Mereda, Harga Komoditas Energi Masih Dapat Menguat
Namun, Tokyo sejauh ini menunjukkan keinginan yang kurang untuk melakukan larangan penuh terhadap minyak dan gas Rusia. Ini terjadi karena Jepang yang miskin sumber daya bergantung pada impor untuk tetap menyalakan listrik, terutama karena menutup sebagian besar reaktor nuklirnya setelah terjadi krisis nuklir di Fukushima 2011.
Rusia adalah pemasok minyak mentah dan gas alam cair (LNG) terbesar kelima di Jepang.
“Kami berkomitmen untuk menghapus ketergantungan kami pada energi Rusia, termasuk dengan menghapus atau melarang impor minyak Rusia. Kami akan memastikan bahwa kami melakukannya secara tepat waktu dan teratur,” kata para pemimpin G7 dalam pernyataan bersama mereka.
Gagasan untuk menghapus minyak Rusia secara bertahap dapat memberi Jepang beberapa kelonggaran untuk mengurangi impor secara bertahap sambil mencari sumber energi alternatif.
Pemerintah dan perusahaan Jepang memiliki saham dalam proyek minyak dan gas alam cair (LNG) di Rusia, termasuk dua di Pulau Sakhalin di mana mitra Exxon Mobil Corp dan Shell PLC telah mengumumkan bahwa mereka akan keluar.