Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/TOKYO. Amerika Serikat (AS) tampaknya akan member prioritas bagi Jepang untuk berunding soal tarif. Perundingan dijadwalkan akan dimulai pada hari Rabu.
"Saya berharap Jepang akan mendapatkan prioritas," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent, seperti dikutip Bloomberg, kemarin. Bessent akan menjadi juru runding dari pihak AS, bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.
Sementara, pemerintah Jepang menunjuk Menteri Ekonomi Ryosei Akazawa untuk menjadi juru runding terkait perdagangan dari pihak Jepang. Akazawa juga menyambut positif penunjukkan Bessent sebagai juru runding pihak AS.
"Fakta bahwa menteri keuangan ditunjuk memimpin pembicaraan perdagangan dengan Jepang menunjukkan pemerintah AS memiliki minat yang kuat di bidang-bidang yang diawasinya," kata Akazawa dalam konferensi pers, Selasa (8/4), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Tarif Dagang AS Segera Berlaku, Begini Nasib Emiten Baja di Tahun Ini
Kesepakatan perundingan tarif dagang antara AS dan Jepang muncul usai Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menghubungi Presiden AS Donald Trump. Trump menyebut komunikasi keduanya positif.
Pada Selasa (8/4) ini, Ishiba menggelar pertemuan kabinet penuh untuk membahas tarif. Menjelang pertemuan, ia menegaskan kembali tarif AS disesalkan dan menyuarakan kekhawatiran atas dampaknya terhadap industri otomotif Jepang yang besar.
"Tak perlu dikatakan lagi, industri otomotif adalah pilar utama ekonomi kita. Tarif ini juga dapat meninggalkan dampak yang mendalam di berbagai industri," kata Ishiba menjelang pertemuan.
Baca Juga: Vietnam Percepat Deportasi Warganya di AS Pasca Ancaman Tarif Dagang dan Sanksi Visa
Trump mengenakan tarif timbal balik sebesar 24% secara menyeluruh kepada Jepang, selain bea masuk otomotif sebesar 25%.
"Saya memiliki kekhawatiran yang sangat serius atas kesesuaian tarif yang diberlakukan oleh pemerintah AS dengan perjanjian WTO dan Perjanjian Perdagangan Jepang-AS," tambah Ishiba.
Analis juga menilai efek tarif AS ke ekonomi Jepang signifikan. "Setiap penangguhan tarif akan mengubah prospek pertumbuhan dan kebijakan Jepang secara signifikan," tutur Taro Kimura, ekonom Bloomberg Economics.