kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.690   14,00   0,08%
  • IDX 8.602   80,24   0,94%
  • KOMPAS100 1.193   12,91   1,09%
  • LQ45 865   7,60   0,89%
  • ISSI 304   4,46   1,49%
  • IDX30 446   2,37   0,53%
  • IDXHIDIV20 515   2,35   0,46%
  • IDX80 134   1,57   1,18%
  • IDXV30 138   1,84   1,35%
  • IDXQ30 142   0,70   0,49%

Jepang Genjot Utang Baru Rp 1.207 Triliun demi Beri Stimulus Ekonomi


Rabu, 26 November 2025 / 23:02 WIB
Jepang Genjot Utang Baru Rp 1.207 Triliun demi Beri Stimulus Ekonomi
ILUSTRASI. Japanese lawmaker Sanae Takaichi speaks at a news conference to announce her running in the ruling Liberal Democratic Party (LDP) leadership race to succeed Prime Minister Yoshihide Suga, in Tokyo, Japan, September 8, 2021. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pemerintahan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi berencana menerbitkan lebih banyak obligasi baru. Dana penerbitan surat utang tersebut rencananya akan digunakan mendanai paket stimulus ekonomi, yang nilainya lebih banyak dibandingkan jumlah yang dirilis tahun lalu. 

Langkah ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait kondisi keuangan publik serta kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.

Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut, anggaran tambahan Takaichi akan dibiayai oleh penerbitan obligasi tambahan setidaknya sebesar ¥ 11,5 triliun, setara Rp 1.207,5 triliun. 

Kementerian Keuangan Jepang memperkirakan, penerimaan pajak pada tahun fiskal ini mencapai rekor ¥ 80,7 triliun. Ini membuat pemerintah surplus sekitar ¥ 3 triliun, yang dapat membantu menekan kebutuhan utang baru.

Meski demikian, beban utang tambahan ini jauh lebih besar dibandingkan ¥ 6,7 triliun obligasi yang diterbitkan tahun lalu untuk mendanai paket ekonomi di bawah pemerintahan sebelumnya. Kabinet diperkirakan akan menyetujui anggaran tambahan ini pada hari Jumat pekan ini.

Obligasi korporasi

Rencana anggaran tambahan ini menyoroti kesulitan Takaichi dalam menyeimbangkan pendekatan pro-stimulus dengan komitmen menjaga disiplin fiskal. Paket anggaran yang diumumkan minggu lalu mencakup pengeluaran baru ¥ 17,7 triliun. Angka tersebut merupakan yang terbesar sejak pembatasan pandemi di Jepang dicabut. 

Untuk meredakan kegelisahan investor, Takaichi mengisyaratkan jumlah penerbitan obligasi pada tahun fiskal ini akan tetap di bawah level tahun lalu, yang mencapai ¥ 42,1 triliun. 

Di saat yang sama, sepanjang tahun ini perusahaan Jepang juga telah menerbitkan ¥ 2,79 triliun obligasi. Jumlah ini memecahkan rekor tahun sebelumnya. Investor individu di Jepang kian meminati obligasi korporasi, demi mengincar imbal hasil lebih tinggi. 

Ini terutama usai Bank of Japan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif di Maret 2024. "Dengan bunga yang naik, investor individu melihat obligasi korporasi semakin menarik," kata Kazuma Ogino, analis kredit senior Nomura Securities. Tingginya penerbitan obligasi korporasi membuat perusahaan sulit menjual obligasi ke investor institusi. 

SoftBank Group Corp akan menghimpun sekitar ¥ 500 miliar dari investor ritel melalui penerbitan obligasi baru dengan kupon 3,98%. Ini kupon dengan level tertinggi obligasi senior berdenominasi yen dari perusahaan tersebut dalam lebih dari 15 tahun

Selanjutnya: Puan Minta Pemerintah Gerak Cepat Tangani Banjir dan Longsor di Sumatra Utara

Menarik Dibaca: 13 Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami yang Efektif


Video Terkait



TERBARU

[X]
×