Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi berjanji menambah belanja pertahanan nasional dua tahun lebih cepat dari jadwal semula. Langkah ini menjadi bagian kebijakan ekspansi fiskal proaktif untuk mendorong ekonomi.
Dalam pidato Jumat (24/10), Takaichi mengatakan, Jepang kini menargetkan belanja pertahanan 2% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun fiskal berjalan hingga Maret, lebih cepat dari target di 2027. "Jepang harus mengambil inisiatif memperkuat kemampuan pertahanan secara fundamental," ujar dia, dikutip Reuters.
Hal ini menegaskan komitmen Takaichi terhadap belanja strategis proaktif yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mendukung kebijakan fiskal dan moneter tetap ekspansif, Takaichi berjanji akan menjaga kepercayaan pasar serta menjaga keuangan publik yang berkelanjutan dengan menurunkan rasio utang terhadap PDB.
Baca Juga: Inflasi Inti Jepang Capai 2,9% pada bulan September 2025, di Atas Target BOJ
Kebijakan ini berbeda dengan pemerintahan sebelumnya yang lebih menekankan pencapaian surplus anggaran primer, yaitu menyeimbangkan pengeluaran tanpa menambah utang. Beberapa analis memperingatkan perubahan arah kebijakan ini dapat memperlambat upaya pemulihan fiskal Jepang.
Sebelumnya Jepang menetapkan target belanja pertahanan 2% PDB pada 2022 dengan alokasi ¥ 43 triliun selama lima tahun. Ini langkah bersejarah dari kebijakan sebelumnya yang membatasi belanja pertahanan 1% PDB.
Dalam anggaran tahun berjalan, belanja pertahanan tercatat di 1,8% dari PDB, namun pemerintah masih harus mencari sumber pendanaan. Takaichi mengatakan, dana pertahanan akan dibiayai melalui anggaran tambahan yang tengah disusun untuk mendukung paket stimulus ekonomi senilai ¥ 13,9 triliun.
Menurut Naohiko Baba, Kepala Ekonom Barclays di Jepang, tambahan anggaran dibutuhkan untuk mencapai target ekonomi 2%. Angka tersebut dianggap harga yang pantas untuk mempererat hubungan dengan AS.













