kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jepang melawan China di infrastruktur


Kamis, 01 September 2016 / 06:10 WIB
Jepang melawan China di infrastruktur


Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Keranjang dana baru racikan Bank Pembangunan Asia (ADB) menarik minat korporasi Jepang alias Japan Inc. Keranjang dana baru ADB tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di seluruh daratan Asia.

Kepada Reuters, seorang pejabat senior ADB berbisik, minat besar Japan Inc ini menjadi sinyal positif perihal ketersediaan dana ADB dalam memenuhi kebutuhan proyek infrastruktur.

Asal tahu saja, ADB meluncurkan keranjang pendanaan baru yang khusus membiayai proyek infrastruktur. Keranjang dana teranyar tersebut bertajuk Leading Asia's Private Infrastructure Fund (LEAP). LEAP meluncur pada Maret 2016.

Keranjang dana ini hasil kerjasama antara ADB dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Dua entitas ini membentuk LEAP sebagai aksi lanjutan dari program yang dicanangkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang berambisi menyediakan kualitas infrastruktur yang lebih baik.

Abe mengumumkan program tersebut pada tahun lalu seiring dengan penetapan anggaran infrastruktur sebesar US$ 110 miliar. Sejatinya, anggaran infrastruktur dan LEAP tak lepas dari niatan Abe menyaingi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) bentukan China.

ADB memperkirakan, pendanaan infrastruktur di Asia membutuhkan dana sebesar US$ 800 miliar untuk satu tahun. Lantaran jumbo, ADB membutuhkan sokongan dana besar dari swasta.

Ratusan investor Direktur Departemen Operasi Sektor Privat ADB Michael Barrow menyatakan, sudah banyak pihak yang menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di LEAP.

"Ada lebih dari 100 partisipan, mulai dari pemerintah dan perusahaan Jepang dari berbagai sektor," tandas Barrow seperti dikutip Reuters, Rabu (31/8).

Sejauh ini, dana LEAP terkumpul sebanyak US$ 1,5 miliar berasal dari JICA berbentuk ekuitas dan dikelola oleh departemen yang dipimpin Barrow. LEAP sendiri baru saja beroperasi sejak 1 Agustus 2016.

Nantinya, LEAP akan mendanai proyek infrastruktur swasta melalui berbagai skema semisal public-private, joint venture, ekuitas, dan lainnya dengan periode investasi selama lima tahun.

LEAP membidik proyek energi terbarukan, pengembangan perkotaan, perairan, kesehatan, transportasi, informasi, dan komunikasi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×