kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang memperpanjang lockdown Covid-19 saat kasus melonjak


Rabu, 18 Agustus 2021 / 10:15 WIB
Jepang memperpanjang lockdown Covid-19 saat kasus melonjak
ILUSTRASI. Jepang memperpanjang lockdown hingga 12 September.


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Suga mengatakan, pemerintah Jepang juga akan meminta batas keterisian di department store. Pemerintah juga meminta warga untuk mengurangi waktu mereka pergi ke daerah ramai.

Penasihat kesehatan utama pemerintah Shigeru Omi mengatakan, Jepang perlu membuat langkah-langkah untuk mendorong individu untuk menghindari mengambil tindakan yang berpotensi menyebarkan infeksi. Hal ini bisa dilakukan di bawah aturan saat ini yang berdasarkan kerja sama sukarela. Tapi, ada ruang untuk menerapkan kebijakan ini dengan aturan baru.

Berbicara di samping Omi, Suga mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk membuat aturan untuk segera menyiapkan tempat tidur rumah sakit yang cukup untuk pasien Covid-19 yang sakit kritis dan mempercepat vaksinasi. Tapi, Suga menolak gagasan memberlakukan keadaan darurat nasional.

Dia mengatakan keadaan darurat nasional akan menimbulkan pembatasan berlebihan untuk beberapa prefektur yang sudah berhasil menahan infeksi baru.

Baca Juga: Harga minyak turun dalam lima hari berturut-turut hingga Rabu (18/8)

Tingkat kematian kasus Jepang mencapai sekitar 1,3%, dibandingkan dengan 1,7% di Amerika Serikat dan 2,1% di Inggris. Tetapi para ahli kesehatan khawatir jumlah kematian bisa melonjak di Jepang karena varian Delta juga menyerang populasi yang lebih muda. Rumah sakit menjadi terlalu ramai untuk menangani kasus serius.

Lebih dari 80% tempat tidur perawatan kritis Tokyo telah terisi. Bahkan angka keterisian tempat tidur perawatan kritis sudah 100% di prefektur Kanagawa. Kasus serius naik ke rekor 276 di Tokyo dan 1.646 secara nasional pada Selasa.

Dai-ichi Life Research Institute memperkirakan bahwa keadaan darurat yang diperpanjang dan diperluas akan menyebabkan kerugian ekonomi total sekitar 1,2 triliun yen dan dapat menelan biaya 66.000 pekerjaan. Angka tersebut sekitar 60% lebih tinggi dari perkiraan kerugian sekitar 750 miliar yen jika keadaan darurat tetap awal.

Baca Juga: Amerika: Setop PBB menjadi penyebar super Covid-19




TERBARU

[X]
×