Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang memperpanjang status darurat di Tokyo dan wilayah lain dan mengumumkan langkah-langkah baru yang mencakup tujuh prefektur lagi. Langkah ini menjadi upaya Jepang untuk melawan lonjakan infeksi Covid-19 yang mengancam sistem medis.
Keadaan darurat Jepang merupakan status keempat sejak pandemi. Status darurat ini mulanya akan berlangsung hingga 31 Agustus. Tapi, pemerintah Negeri Sakura memperpanjang lockdown hingga 12 September.
Tokyo mengumumkan 4.377 kasus virus corona baru pada hari Selasa. Angka ini lebih rendah daripada rekor tertinggi 5.773 kasus pada hari Jumat.
Baca Juga: AS rekomendasikan suntikan booster untuk semua warga akibat peningkatan varian Delta
"Varian Delta yang mengamuk di seluruh dunia menyebabkan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jepang," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga. Dia menambahkan bahwa kasus-kasus serius meningkat dengan cepat dan membebani sistem medis, khususnya di wilayah ibu kota.
Keadaan darurat sekarang akan mencakup hampir 60% populasi Jepang, termasuk prefektur Ibaraki, Tochigi, Gunma, Shizuoka, Kyoto, Hyogo dan Fukuoka. Tindakan darurat yang lebih longgar akan diterapkan ke 10 prefektur selanjutnya.
Restoran diminta untuk tutup lebih awal dan berhenti menyajikan alkohol dengan imbalan subsidi. Suga mengumumkan subsidi baru sebesar 300 miliar yen atau setara Rp 39 triliun untuk membantu bisnis mengatasi kejatuhan.
Baca Juga: Tekan angka kematian akibat Covid-19, ini strategi yang diterapkan pemerintah
Suga mengatakan, pemerintah Jepang juga akan meminta batas keterisian di department store. Pemerintah juga meminta warga untuk mengurangi waktu mereka pergi ke daerah ramai.
Penasihat kesehatan utama pemerintah Shigeru Omi mengatakan, Jepang perlu membuat langkah-langkah untuk mendorong individu untuk menghindari mengambil tindakan yang berpotensi menyebarkan infeksi. Hal ini bisa dilakukan di bawah aturan saat ini yang berdasarkan kerja sama sukarela. Tapi, ada ruang untuk menerapkan kebijakan ini dengan aturan baru.
Berbicara di samping Omi, Suga mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk membuat aturan untuk segera menyiapkan tempat tidur rumah sakit yang cukup untuk pasien Covid-19 yang sakit kritis dan mempercepat vaksinasi. Tapi, Suga menolak gagasan memberlakukan keadaan darurat nasional.
Dia mengatakan keadaan darurat nasional akan menimbulkan pembatasan berlebihan untuk beberapa prefektur yang sudah berhasil menahan infeksi baru.
Baca Juga: Harga minyak turun dalam lima hari berturut-turut hingga Rabu (18/8)
Tingkat kematian kasus Jepang mencapai sekitar 1,3%, dibandingkan dengan 1,7% di Amerika Serikat dan 2,1% di Inggris. Tetapi para ahli kesehatan khawatir jumlah kematian bisa melonjak di Jepang karena varian Delta juga menyerang populasi yang lebih muda. Rumah sakit menjadi terlalu ramai untuk menangani kasus serius.
Lebih dari 80% tempat tidur perawatan kritis Tokyo telah terisi. Bahkan angka keterisian tempat tidur perawatan kritis sudah 100% di prefektur Kanagawa. Kasus serius naik ke rekor 276 di Tokyo dan 1.646 secara nasional pada Selasa.
Dai-ichi Life Research Institute memperkirakan bahwa keadaan darurat yang diperpanjang dan diperluas akan menyebabkan kerugian ekonomi total sekitar 1,2 triliun yen dan dapat menelan biaya 66.000 pekerjaan. Angka tersebut sekitar 60% lebih tinggi dari perkiraan kerugian sekitar 750 miliar yen jika keadaan darurat tetap awal.
Baca Juga: Amerika: Setop PBB menjadi penyebar super Covid-19