Reporter: Dyah Megasari, BBC |
TOKYO. Jepang menutup pembangkit tenaga nuklir yang merupakan sebuah langkah meninggalkan energi atom untuk sementara waktu. Langkah ini merupakan reaksi pencegahan menyusul bencana Fukushima.
Unit No 6 di pembangkit Kashiwazaki-Kariwa di perfektur Niiagata telah dimatikan oleh Perusahaan Tokyo Electric Power sebagai bagian dari upaya perawatan.
Hanya satu dari 54 reaktor nuklir masih beroperasi. Rencananya satu reaktor ini akan dihentikan pada Mei mendatang.
Penduduk telah meminta agar reaktor tidak dinyalakan kembali setelah perawatan rutin dilakukan karena kekhawatiran akan keselamatan mereka.
Reaktor nuklir yang masih beroperasi terletak di Pulau Hokkaido. Sebelum bencana Fukushima, sepertiga dari listrik Jepang dihasilkan dari pembangkit nuklir.
Tetapi, enam reaktor di reaktor nuklir Fukushima Daiichi mengalami kerusakan parah oleh gempa dan tsunami, dengan ledakan terjadi pada empat reaktor nuklir setelah sistem pendingin dimatikan.
Lakukan tes
Sebelumnya, Pemerintah telah melakukan serangkaian tes terhadap pembangkit nuklir sebagai upaya untuk meyakinkan penduduk bahwa sumber daya listrik itu dapat bertahan dalam gempa bumi besar.
Tetapi, sejak bencana Fukushima, komunitas lokal telah menolak pengaktifan kembali reaktor, pasca perawatan yang dilakukan setiap 13 bulan sekali.
Sementara waktu, Jepang meningkatkan impor bahan bakar fosil dan perusahaan listrik menekan pembangkit listrik tua untuk beroperasi. Namun, diprediksi masih ada kekurangan energi listrik pada musim panas.
Tahun lalu, perusahaan besar menjalankan pabrik pada malam dan akhir pekan setelah pemerintah memerintahkan mereka untuk mengurangi pemakaian konsumsi listrik sampai 15%.
Pabrik-pabrik juga telah diperingatkan bahwa produksi kemungkinan akan dipindahkan keluar jika kondisi ini berlangsung lama, yang akan membahayakan ekonomi Jepang.