kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jerman perlu lebih keras terhadap China dan Rusia setelah Merkel lengser


Sabtu, 06 Februari 2021 / 11:19 WIB
Jerman perlu lebih keras terhadap China dan Rusia setelah Merkel lengser
ILUSTRASI. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri konferensi tingkat tinggi tatap muka Uni Eropa di Brussels, Belgia, Kamis (15/10/2020).


Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli

Sementara itu, Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengatakan pada bulan Juni bahwa anggota parlemen perlu memastikan "perusahaan Jerman dan Eropa kami dilindungi dari persaingan tidak sehat dan transfer teknologi ilegal dan dari akuisisi oleh pesaing yang disubsidi negara yang seringkali berasal dari negara di luar UE."

Merkel dan apa yang akan menjadi pemerintahan terakhirnya - pemilihan akan jatuh tempo pada bulan September - bergerak menuju garis yang lebih keras dan badan legislatif baru di Jerman kemungkinan akan mengikuti jalan itu.

Baca Juga: Kanselir Jerman: Masa-masa sulit pandemi corona akan bertahan untuk sementara waktu

“Ada banyak tekanan untuk perubahan dari anggota parlemen di Bundestag (Parlemen Jerman) tetapi juga dari luar,” jelas Barkin.

“Sekutu Jerman seperti India, Jepang, Kanada semuanya meningkatkan tekanan pada Jerman, akan jauh lebih sulit bagi Jerman untuk hanya duduk di pagar di masa depan.”

Tetapi tampaknya tidak akan terjadi perubahan dramatis dalam waktu dekat, karena ketergantungan ekonomi pada China besar dan masih ada keinginan di Berlin untuk mempertahankan semacam dialog yang konstruktif.

Selanjutnya: Kanselir Jerman: Tantangan yang ditimbulkan pandemi corona tetap besar




TERBARU

[X]
×