kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,41   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 831   13,98   1,71%
  • ISSI 214   1,38   0,65%
  • IDX30 424   7,59   1,82%
  • IDXHIDIV20 511   8,76   1,75%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,81   0,66%
  • IDXQ30 141   2,26   1,63%

Jika AS menyerang China di Laut China Selatan, siapa yang unggul?


Minggu, 09 Agustus 2020 / 07:14 WIB
Jika AS menyerang China di Laut China Selatan, siapa yang unggul?
ILUSTRASI. PHILIPPINE SEA (June 23, 2020) The Theodore Roosevelt Carrier Strike Group transits in formation with the Nimitz Carrier Strike Group while conducting dual carrier and airwing operations in the Philippine Sea June 23, 2020. Dual carrier operations unify t


Sumber: Global Times | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dalam hal kekuatan militer secara keseluruhan, siapa yang lebih kuat, China atau Amerika Serikat (AS)? Dari data yang ada sudah pasti yang lebih kuat adalah AS.

Namun, jika menyangkut perairan pesisir China, kekuatan maritim China plus kekuatan tempur darat vs kekuatan maritim AS, sulit untuk mengatakan pihak mana yang lebih kuat. Bila perang belum pecah, maka belum ada kepastian siapa yang lebih unggul.

Baca Juga: AS dan China dalam pembicaraan genting untuk cegah konflik di Laut China Selatan

Pemimpin redaksi media China, Global Times, Hu Xijin dalam tulisannya mengatakan, jika menyangkut kepentingan inti China, Taiwan, misalnya, melewati batas atau garis merah China, karena didorongan AS dan mengarah pada pertarungan militer, maka pada saat itu akan ada adu kekuatan.

"Siapa yang berada di atas angin dalam situasi itu? Itu adalah kombinasi dari kekuatan militer ditambah moralitas ditambah keinginan untuk bertempur," tulisnya.

Karena itu, Xijin mengatakan, AS harus diingatkan untuk menjauhkan diri dari kepentingan inti China. Jangan bermain-main dengan api di lepas pantai China, jangan benar-benar memicu konflik atas Taiwan, dan jangan berlebihan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Bikin China panas, AS berencana jual 4 drone canggih ke Taiwan

"Jika pemerintahan Trump hanya ingin menciptakan ketegangan China-AS untuk membantu kampanye pemilihan ulangnya, dan tidak benar-benar siap untuk pertarungan militer, maka berhati-hatilah selama beberapa bulan ke depan, dan jangan melangkah terlalu jauh," tulis Xijin.

Xijin mengatakan, China jelas tidak menginginkan perang. Maka ia menyarakan agar dalam situasi apa pun militer Tiongkok tidak boleh melepaskan tembakan pertama. Tapi ia yakin China akan bersiap dengan baik untuk melepaskan tembakan kedua sebagai respons terhadap tembakan pertama.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×