Sumber: South China Morning Post | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/BEIJING. Di tengah ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dan China, kedua negara mulai menjalin komunikasi untuk menghindari pecahkan perang di Laut China Selatan dan Taiwan.
Menteri Pertahanan China Wei Fenghe dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper saling memperingatkan potensi pecahnya perang di Laut China Selatan. Peringatan itu mengemuka dalam perundingan tingkat tinggi AS-China melalui pembicaraan telepon.
Esper mengatakan keprihatinan AS mengenai aktivitas destabilitasi militer China di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan dan meminta China menghormati kewajiban internasionalnya.
Baca Juga: Bikin China panas, AS berencana jual 4 drone canggih ke Taiwan
Selain itu, Esper juga mendesak China membagikan lebih banyak data mengenai COvid-19. Hal itu dikatkan Juru Bicara Pentagon Jonathan Hoffman kepada wartawan di Washington, seperti dilansir South China Morning Post, Jumat (7/8).
"Ada kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah China sehubungan dengan perjanjian [Organisasi Kesehatan Dunia], jadi mereka perlu menyediakan sampel untuk memberikan data," kata Hoffman.
"Itu tidak terjadi dan kami berharap mereka terus meningkatkan berbagi informasi terkait hal itu," sambungnya.
Menhan AS juga menegaskan prinsip dan pentingnya hubungan pertahanan yang konstruktif, stabil, dan berorientasi hasil antara Amerika Serikat"dan Tentara Pembebasan Rakyat, kata Hoffman, seraya menambahkan bahwa pembicaraan itu berlangsung sekitar 90 menit.
Baca Juga: Menkes AS mulai berkunjung ke Taiwan Minggu ini, China lontarkan ancaman keras
Pembicaraan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan perang meletus antara kedua kekuatan, terutama di Laut China Selatan.
AS mengirim 67 pesawat pengintai besar ke wilayah yang diperebutkan pada Juli, peningkatan tajam dari dua bulan sebelumnya, menurut Prakarsa Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan yang berbasis di Beijing.