kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

AS dan China dalam pembicaraan genting untuk cegah konflik di Laut China Selatan


Jumat, 07 Agustus 2020 / 22:59 WIB
AS dan China dalam pembicaraan genting untuk cegah konflik di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Kapal induk AS, USS Nimitz (CVN 68) dan kapal penjelajah rudal berpemandu kelas Ticonderoga USS Princeton (CG 59) transit di Selat Balabac, Filipina, menuju lokasi latihan di Laut China Selatan. Foto dirilis 15 Juli 2020. (Navy photo by Mass Communication


Sumber: South China Morning Post | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON/BEIJING. Di tengah ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dan China, kedua negara mulai menjalin komunikasi untuk menghindari pecahkan perang di Laut China Selatan dan Taiwan.

Menteri Pertahanan China Wei Fenghe dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper saling memperingatkan potensi pecahnya perang di Laut China Selatan. Peringatan itu mengemuka dalam perundingan tingkat tinggi AS-China melalui pembicaraan telepon.

Esper mengatakan keprihatinan AS mengenai aktivitas destabilitasi militer China di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan dan meminta China menghormati kewajiban internasionalnya.

Baca Juga: Bikin China panas, AS berencana jual 4 drone canggih ke Taiwan

Selain itu, Esper juga mendesak China membagikan lebih banyak data mengenai COvid-19. Hal itu dikatkan Juru Bicara Pentagon Jonathan Hoffman kepada wartawan di Washington, seperti dilansir  South China Morning Post, Jumat (7/8).

"Ada kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah China sehubungan dengan perjanjian [Organisasi Kesehatan Dunia], jadi mereka perlu menyediakan sampel untuk memberikan data," kata Hoffman.

"Itu tidak terjadi dan kami berharap mereka terus meningkatkan berbagi informasi terkait hal itu," sambungnya.

Menhan AS juga menegaskan prinsip  dan pentingnya hubungan pertahanan yang konstruktif, stabil, dan berorientasi hasil antara Amerika Serikat"dan Tentara Pembebasan Rakyat, kata Hoffman, seraya menambahkan bahwa pembicaraan itu berlangsung sekitar 90 menit.

Baca Juga: Menkes AS mulai berkunjung ke Taiwan Minggu ini, China lontarkan ancaman keras

Pembicaraan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan perang meletus antara kedua kekuatan, terutama di Laut China Selatan.

AS mengirim 67 pesawat pengintai besar ke wilayah yang diperebutkan pada Juli, peningkatan tajam dari dua bulan sebelumnya, menurut Prakarsa Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan yang berbasis di Beijing.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×