Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dengan menjalin hubungan yang lebih erat dengan Rusia, Korea Utara menerima bantuan dalam hal teknologi rudal dan ekonominya.
Namun, manfaat yang lebih besar adalah memblokir sanksi tambahan dan melemahkan sanksi yang sudah ada, kata Ri.
Ri menambahkan bahwa hal itu akan meningkatkan daya tawar Pyongyang terhadap Washington.
"Rusia mengotori tangan mereka sendiri dengan terlibat dalam transaksi terlarang dan, berkat itu, Korea Utara tidak perlu lagi bergantung pada AS untuk mencabut sanksi, yang pada dasarnya berarti mereka melucuti salah satu alat tawar-menawar utama AS," katanya.
Di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa ia ingin bertemu Kim. Aka tetapi masalah warga negara Jepang yang diculik oleh Korea Utara pada tahun 1970-an dan 80-an telah lama menjadi batu sandungan.
Baca Juga: Korea Utara Bersumpah Bakal Hancurkan Total Musuhnya, Menanti Titah Kim Jong Un
Menurut Ri, Kim akan berusaha mengadakan pertemuan puncak dengan Jepang, dengan tujuan mendapatkan bantuan ekonomi sebagai imbalan atas konsesi pada masalah penculikan.
Tokyo yakin 17 warganya diculik, lima di antaranya kembali ke Jepang pada tahun 2002. Pyongyang menganggap masalah tersebut telah selesai, setelah mengakui telah menculik 13 warga negara Jepang dan mengatakan bahwa mereka yang tidak diketahui keberadaannya atau telah meninggal.