kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Junta Myanmar Akhirnya Bebaskan 93 Tentara Anak Setelah Ditegur PBB


Jumat, 04 Juli 2025 / 15:56 WIB
Junta Myanmar Akhirnya Bebaskan 93 Tentara Anak Setelah Ditegur PBB
ILUSTRASI. Seorang tentara keluar dari kendaraan militer di luar Bank Sentral Myanmar saat protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Junta Myanmar akhirnya membebaskan 93 anak di bawah umur yang selama ini ditugaskan menjadi tentara. Langkah ini baru diambil setelah mendapatkan teguran dari PBB.

Pemerintah militer Myanmar pada hari Jumat (4/7) mengumumkan telah melakukan proses verifikasi tahun lalu yang menghasilkan pemecatan 93 anak di bawah umur yang terverifikasi. Militer Myanmar juga mengklaim bahwa seluruhnya diberi bantuan keuangan.

"Kami tahun lalu telah dilakukan proses verifikasi yang menghasilkan pemecatan 93 anak di bawah umur yang telah diverifikasi. Hingga saat ini, hanya 18 kasus dugaan kekerasan anak yang masih menunggu verifikasi," ungkap komite yang dikelola pemerintah dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di surat kabar Global New Light of Myanmar.

Dilansir dari Reuters, laporan PBB pada bulan Juni mengungkap fakta bahwa Myanmar dan sekutunya merekrut lebih dari 400 anak-anak, banyak di antaranya bertugas dalam operasi tempur.

Baca Juga: 15 Kekuatan Militer Terbesar di Timur Tengah: Di Mana Posisi Iran dan Israel?

Badan PBB tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata mengumumkan, militer Myanmar dan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengannya tahun lalu merekrut 467 anak laki-laki dan 15 anak perempuan.

Termasuk dari jumlah tersebut adalah lebih dari 370 anak-anak yang digunakan dalam peran tempur.

Menariknya, PBB juga menemukan bahwa kelompok pemberontak anti-junta juga merekrut anak-anak, kata laporan itu, meskipun jumlah mereka jauh lebih rendah daripada militer.

Myanmar dikuasai militer sejak kudeta tahun 2021 silam menjatuhkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel, Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: 20 Kekuatan Militer Terbesar di Asia Tahun 2025, Cek Posisi Indonesia

Aksi protes, unjuk rasa, hingga pemberontakan terus terjadi hingga saat ini. Tentara etnis dan beragam kelompok bersenjata menguasai sebagian besar wilayah perbatasan Myanmar, sehingga mengepung junta militer hingga ke dataran tengah negara tersebut.

Menurut UNICEF, hampir 3,5 juta orang mengungsi di dalam negeri, dengan anak-anak menyumbang lebih dari 33% populasi tersebut pada tahun 2024.

Terkait adanya tentara anak, PBB menduga perekrutan terbesar tampaknya terjadi di negara bagian Rakhine barat, rumah bagi komunitas minoritas Muslim Rohingya. Di kawasan tersebut, militer Myanmar merekrut 300 anak di bawah umur.

Mengutip laporan Reuters tahun 2024, anak-anak berusia 13 tahun bertempur di garis depan di negara bagian Rakhine.

Tonton: RUU Pajak dan Belanja Trump Resmi Disahkan

Selanjutnya: Promo Tiket Jakarta Fair 2025 Paket Hemat Liburan Keluarga, Cek Harganya

Menarik Dibaca: Simak Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 5 Juli 2025 di Sini




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×