kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kabar baik buat pecinta anjing, China keluarkan anjing dari daftar hewan ternak


Kamis, 09 April 2020 / 23:30 WIB
Kabar baik buat pecinta anjing, China keluarkan anjing dari daftar hewan ternak


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China menyusun pedoman baru yang mereklasifikasi anjing sebagai hewan peliharaan dan bukan hewan ternak.

Ini sebagai bagian dari respons terhadap wabah virus corona baru, yang Humane Society sebut sebagai "pengubah permainan" potensial dalam kesejahteraan hewan.

Meskipun daging anjing tetap menjadi makanan di banyak daerah, Kementerian Pertanian China mengatakan dalam sebuah pemberitahuan yang terbit pada Rabu (8/4), anjing tidak lagi sebagai hewan ternak.

Hewan ternak mengacu kepada hewan yang bisa dibiakkan untuk menyediakan makanan, susu, bulu, serat, dan obat-obatan, atau memenuhi kebutuhan olahraga atau militer.

Baca Juga: Stop penyebaran corona, pemerintah kota Shenzhen China larang makan anjing dan kucing

"Sejauh menyangkut anjing, seiring kemajuan peradaban manusia dan kepedulian publik dan cinta akan perlindungan hewan, anjing telah dikhususkan untuk menjadi hewan pendamping," kata Kementerian Pertanian.

"Dan, secara internasional (anjing) tidak dianggap sebagai hewan ternak, jadi mereka tidak akan dianggap sebagai hewan ternak, dan tidak akan diatur sebagai ternak di China," imbuh mereka seperti dikutip Reuters.

Virus corona secara luas diyakini berasal dari kelelawar, dan bisa ditularkan ke manusia oleh spesies perantara yang dijual di pasar Kota Wuhan, tempat patogen pertama kali teridentifikasi.

China kemudian melarang pembiakan, perdagangan, dan konsumsi satwa liar, dan mencabut semua lisensi yang ada. Tiongkok juga berjanji akan merevisi undang-undang untuk membuat larangan itu permanen.

Baca Juga: Kasus penularan dari manusia ke hewan, anjing di Hong Kong positif corona

Rancangan pedoman yang terbit pada Rabu (8/4), yang telah Kementerian China buka untuk umum guna konsultasi publik, menyebutkan, ada 18 spesies ternak tradisional, termasuk sapi, babi, unggas, dan unta.

Kementerian Pertanian menambahkan 13 spesies "istimewa" yang juga akan terbebas dari pembatasan perdagangan hewan liar, termasuk rusa kutub, alpaka, burung pegar, burung unta, dan rubah.

Konsumsi anjing menjadi semakin tidak populer di China, dan Kota Shenzhen menjadi yang pertama melarangnya bulan lalu.

Baca Juga: Apakah anjing dan kucing bisa menularkan virus corona? Ini kata WHO

Tapi, Humane Society International, kelompok kesejahteraan hewan, memperkirakan, sekitar 10 juta anjing per tahun masih dibunuh di Cina untuk diambil dagingnya, termasuk hewan peliharaan yang dicuri.

Kota Yulin di Provinsi Guangxi mengadakan festival daging anjing tahunan setiap Juni.

"Rancangan pedoman ini bisa menjadi sinyal sebagai pengubah permainan bagi perlindungan hewan di China," kata Wendy Higgins, juru bicara Humane Society International, seperti dilansir Reuters.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×