Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ma menambahkan, mengingat ketidakpastian yang sangat besar dalam prospek ekonominya, China merasa sulit untuk menentukan berapa banyak stimulus fiskal dan moneter yang harus digelontorkan.
"Target pertumbuhan yang tidak realistis dapat mendorong pemerintah daerah untuk membelanjakan investasi infrastruktur, yang tidak banyak membantu mengurangi pengangguran atau meningkatkan mata pencaharian masyarakat dalam jangka pendek," tambahnya.
Baca Juga: Kementerian Perindustrian terus pantau aktivitas industri hadapi pandemi virus corona
Namun, survei resmi minggu ini menunjukkan pemulihan lesu darah di industri manufaktur besar China bulan lalu, menyusul jatuhnya aktivitas pada Februari. Berita positif ini diikuti oleh berita mengenai langkah-langkah stimulus lebih lanjut.
Kabinet China pada hari Selasa mengumumkan akan menggelontorkan lebih dari 3 triliun yuan (US$ 423 miliar) dalam dukungan keuangan tambahan untuk usaha kecil.
Baca Juga: Aktivitas Manufaktur China Berangsur Pulih, Harga Tembaga Jadi Melonjak
PBOC akan menyediakan tambahan 1 triliun yuan (US$ 141 miliar) untuk bank-bank kecil dan menengah, dan memangkas jumlah uang tunai yang harus mereka miliki sebagai cadangan. Kedua langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan pinjaman kepada usaha kecil dan menengah (UKM).
Sebelumnya, bank sentral telah menyuntikkan likuiditas atau mengalokasikan pinjaman tambahan senilai lebih dari 1,65 triliun yuan (US$ 232 miliar). Pemerintah juga telah mengalokasikan setidaknya 116,9 miliar yuan (US$ 16,4 miliar) dalam bantuan keuangan dan stimulus yang ditujukan untuk memerangi virus.