kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kapal China dan Filipina Lagi-Lagi Saling Senggol di Laut China Selatan


Senin, 23 Oktober 2023 / 13:01 WIB
Kapal China dan Filipina Lagi-Lagi Saling Senggol di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Sebuah kapal berbendera Filipina dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Tiongkok dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan pada 22 Oktober 2023.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - China dan Filipina kembali bersinggungan di Laut China Selatan. Pada hari Minggu (22/10), kapal milik keduanya dilaporkan mengalami tabrakan kecil.

Mengutip Reuters, penjag apantai China mengatakan telah terjadi tabrakan kecil antara salah satu kapal mereka dengan kapal pengangkut logistik milik Filipina. Pihak China mengklaim memiliki hak yang legal untuk menghalangi kapal Filipina tersebut.

China mengklaim kapal milik Filipina membawa bahan konstruksi ilegal ke kapal perang. Pemerintah di Manila pun mengutuk manuver kapal penjaga pantai China yang dianggap berbahaya.

"Tindakan berbahaya, tidak bertanggung jawab, dan ilegal yang dilakukan China adalah pelanggaran kedaulatan, hak kedaulatan dan yurisdiksi Filipina," kata Satuan Tugas Filipina untuk wilayah Laut Filipina Barat dalam sebuah pernyataan.

Gesekan kecil ini terjadi di dekat Second Thomas Shoal yang disengketakan kedua negara.

Baca Juga: Pentagon: China Punya Lebih dari 500 Hulu Ledak Nuklir Operasional

Dalam insiden lain selama operasi pengiriman yang sama, dikatakan bahwa sisi kiri kapal penjaga pantai Filipina ditabrak oleh kapal milisi maritim China.

Filipina memang mengirimkan pasokan kepada pasukan militer yang ditempatkan di kapal angkut tua era Perang Dunia Kedua yang kini difungsikan sebagai pos terdepan mereka di perairan dangkal tersebut.

Penjaga pantai China berulang kali mengerahkan kapal untuk memblokir operasi pengiriman pasokan militer tersebut.

China secara sepihak mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Klaim tersebut membuat China berselisih dengan banyak negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Vietnam.

Baca Juga: Filipina Kembali Tegur Tindakan Berbahaya Militer China di Laut China Selatan

Komunitas internasional terus mengutuk langkah China tersebut karena Pengadilan Arbitrase Permanen pada tahun 2016 mengatakan klaim China tidak memiliki dasar hukum.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China pada hari Minggu kembali menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan hukum domestik dan internasional untuk menjaga kedaulatan wilayahnya.

Terkait insiden hari Minggu, Penjaga Pantai China mengatakan bahwa kapal Filipina telah mengabaikan peringatan yang diberikan berulang kali dan sengaja menimbulkan masalah.

"Perilaku Filipina secara serius melanggar peraturan internasional tentang menghindari tabrakan di laut dan mengancam keselamatan navigasi kapal kami," kata Penjaga Pantai Filipina dalam pernyataannya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×