kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.614   22,00   0,13%
  • IDX 6.948   115,61   1,69%
  • KOMPAS100 1.006   18,58   1,88%
  • LQ45 780   15,05   1,97%
  • ISSI 221   2,39   1,10%
  • IDX30 405   7,65   1,93%
  • IDXHIDIV20 477   9,48   2,03%
  • IDX80 113   1,82   1,63%
  • IDXV30 116   1,59   1,39%
  • IDXQ30 132   2,92   2,26%

Kapan Kiamat Terjadi? Peneliti Jepang Prediksi Tahunnya


Rabu, 14 Mei 2025 / 05:50 WIB
Kapan Kiamat Terjadi? Peneliti Jepang Prediksi Tahunnya
ILUSTRASI. Para peneliti dari NASA dan Universitas Toho di Jepang menggunakan superkomputer canggih untuk memprediksi evolusi jangka panjang Matahari.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Para peneliti dari NASA dan Universitas Toho di Jepang menggunakan superkomputer canggih untuk memprediksi evolusi jangka panjang Matahari.

Mengutip Telegrafi.com, perhitungan mereka menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi akan menjadi mustahil pada tahun 1.000.002.021.

Mereka beralasan, pada saat itu, Matahari menjadi lebih panas dan lebih terang, yang akan meningkatkan suhu global dan secara bertahap mengurangi kadar oksigen.

Mereka juga menemukan bahwa dalam waktu sekitar lima miliar tahun, Matahari akan memasuki fase ketika ia mengembang secara dramatis.

The Telegraph melaporkan, meskipun akhir kosmik ini masih jauh, itu adalah salah satu alasan miliarder Elon Musk terus mendorong kolonisasi Mars, tulis mereka. 

"Matahari secara bertahap mengembang, jadi pada suatu saat kita harus menjadi peradaban multi-planet karena Bumi akan terbakar," kata miliarder itu.

"Ini mungkin akan menjadi akhir kehidupan seperti yang kita ketahui," katanya. 

Sudah diketahui bahwa NASA telah lama memperingatkan bahwa, pada akhirnya, Matahari akan kehabisan energi, tetapi juga mencatat bahwa Matahari masih kurang dari setengah jalan dalam hidupnya dan diperkirakan akan bertahan lima miliar tahun lagi.

Baca Juga: NASA Mengungkapkan Rencana Menghadapi Kiamat

Menurut penelitian yang diterbitkan di Nature Geoscience, para peneliti membuat simulasi dari tahun ke tahun untuk memprediksi perubahan dalam iklim dan komposisi gas.

Mereka menjalankan lebih dari 400.000 simulasi untuk memprediksi kapan dunia akan berakhir.

Dan mereka menemukan bahwa meningkatnya kecerahan Matahari akan mendorong perubahan ini, membuat iklim Bumi tidak stabil.

Penelitian tersebut menetapkan bahwa hilangnya oksigen akan menyebabkan kepunahan massal di Bumi.

Tonton: Jokowi Tegaskan: Hanya Ada Satu Matahari, Presiden Prabowo Subianto!

Akibatnya, organisme penghasil oksigen akan punah, dan proses ini akan terus berlanjut hingga hanya mikroba anaerobik —organisme yang dapat bertahan hidup tanpa oksigen— yang tersisa.

Selanjutnya: Ada Blue Chip, Sembilan Saham Akan Cum Dividen 15-20 Mei 2025, Cek Yang Layak Beli

Menarik Dibaca: 15 Promo Bank Saqu Makanan dan Minuman, dari Starbucks sampai Hokben Diskon 50%



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×