Sumber: Vatikan News | Editor: Noverius Laoli
Terkait situasi di Timur Tengah, Parolin menyampaikan bahwa Paus dan Takhta Suci akan terus mengikuti garis kebijakan Paus Fransiskus. Fokus utamanya adalah menyerukan diakhirinya konflik di Gaza, pembebasan para sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Selama sidang umum pra-Konklaf, seruan terhadap intervensi serius dan kekhawatiran atas menurunnya jumlah umat Kristen di wilayah tersebut turut disampaikan. "Kita perlu mencari jawaban terhadap persoalan besar ini," ujar Parolin.
Menghindari pembahasan seputar isi diskusi selama dan sebelum Konklaf, Parolin lebih memilih menyoroti sosok Paus Leo XIV yang menurutnya telah menerima tanggapan positif.
Baca Juga: Kardinal Argentina Berharap Visi Paus Fransiskus Tetap Diteruskan
"Ia tampil sangat tenang. Ia adalah pencinta perdamaian, yang akan membangun perdamaian melalui jembatan—seperti yang telah ia sebutkan dalam sambutan pertamanya kepada umat beriman."
Menutup pernyataannya, Kardinal Parolin menyebut Nicea sebagai kemungkinan tujuan perjalanan pertama Paus Leo XIV.
"Nicea merupakan momen penting bagi Gereja Katolik dan bagi ekumenisme. Paus Fransiskus sebelumnya telah merencanakan perjalanan ke sana. Saya membayangkan Paus Leo akan melanjutkan rencana tersebut," ujarnya.