kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus bertambah, China khawatir kemunculan kembali infeksi lokal


Selasa, 21 April 2020 / 15:05 WIB
Kasus bertambah, China khawatir kemunculan kembali infeksi lokal
ILUSTRASI. Seorang wanita yang mengenakan masker membersihkan pintu masuk sebuah toko di Beijing, menyusul merebaknya penyakit virus corona baru (COVID-19), di Tiongkok, 17 April 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China hanya melaporkan 11 kasus baru virus corona terkonfirmasi pada Senin (20/4), turun dari 12 kasus di hari sebelumnya, dan tanpa kematian baru. Tapi, Tiongkok khawatir dengan kemunculan kembali infeksi lokal.

Melansir Reuters, dari kasus-kasus baru tersebut, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada Selasa (21/4), tujuh di antaranya kasus infeksi lokal, dengan enam kasus di Provinsi Heilongjiang dan satu di Provinsi Guangdong.

Sementara empat kasus baru lainnya adalah kasus impor, turun dari delapan pada hari sebelumnya. China juga melaporkan 37 kasus baru virus corona asimptomatik alias tanpa gejala pada Senin, dibanding 49 sehari sebelumnya.

Baca Juga: Kasus virus corona baru mulai turun, Italia segera longgarkan kebijakan lockdown

Alhasil, China sekarang memiliki total 82.758 kasus virus corona terkonfirmasi dan 4.632 kematian.

Dari 82 infeksi lokal baru di China dalam 14 hari terakhir, Heilongjiang menyumbang 42 dan Guangdong sebanyak 30 kasus. Pendorong kasus-kasus lokal baru adalah masuknya warga negara Tiongkok yang pulang dari luar negeri, khususnya di Heilongjiang.

Penyebab kasus-kasus lokal baru juga dari orang-orang yang asal Provinsi Hubei, titik nol dari wabah virus corona di China, serta orang yang terinfeksi yang sampai saat ini tidak menunjukkan gejala klinis, seperti demam atau batuk.

Untuk itu, Komisi Kesehatan Nasional China menyerukan rezim pengujian yang lebih kuat dan ketat untuk memastikan virus corona tidak luput dari deteksi, baik terhadap pelancong yang datang dari luar negeri atau dari bagian lain negara itu.

"Semua pemerintah daerah harus meningkatkan kemampuan pengujian mereka, termasuk yang ada di perbatasan, dan melaporkan informasi epidemi secara tepat waktu," kata Direktur Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei, Senin (20/4), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Corona di Arab Saudi, jumlah kasus infeksi tembus 10.000

Kasus pertama

Sementara Provinsi Shaanxi yang terletak di Barat Laut China pada Selasa (21/4) melaporkan kasus pertama dalam hampir tiga minggu terakhir, yang semuanya melibatkan pelancong dari luar negeri.

Ada 21 infeksi baru yang Pemerintah Shaanxi laporkan dari luar negeri serta tujuh kasus tanpa gejala klinis. Semuanya adalah warga China penumpang dalam penerbangan komersial dari Moskow menuju Beijing, Ibu Kota Tiongkok.

Karena larangan penerbangan internasional mendarat di Beijing, maka pesawat Air China landing pada Senin (20/4) di Xian, Ibu Kota Shaanxi, tempat virus terdeteksi oleh staf medis yang melakukan tes di bandara dan kasus dikonfirmasi pada Selasa (21/4).



TERBARU

[X]
×