Sumber: Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Lonjakan kasus baru virus corona di Korea Selatan kembali terjadi. Minggu (7/6), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan ada 57 kasus virus corona baru, menandai hari kedua berturut-turut jumlahnya di atas 50.
Ini adalah jumlah infeksi harian tertinggi sejak 58 yang dilaporkan 29 Mei. Hal tersebut semakin meningkatkan kekhawatiran tentang infeksi kluster baru di daerah Seoul yang lebih padat penduduknya menjelang fase akhir pembukaan kembali sekolah.
Baca Juga: Korea Utara kembali ancam Korea Selatan, "Akan bikin Seoul menderita"
Dengan tambahan tersebut, jumlah kasus virus corona di Negeri Ginseng itu menjadi 11.776. Sementara korban meninggal tetap di 273, sementara jumlah orang yang sembuh dan keluar dari karantina berjumlah 10.552, naik 21 orang dari hari sebelumnya.
Dari jumlah kasus baru yang dilaporkan hari ini, 53 kasus merupakan kasus lokal, di mana 49 kasus diantaranya berada di Seoul dan daerah sekitarnya. Seoul menambahkan 27 kasus, sementara Incheon, sebelah barat Seoul, dan Provinsi Gyeonggi, yang mengelilingi ibukota, masing-masing melaporkan enam dan 19 kasus, kata KCDC.
Pihak berwenang tetap waspada karena akan lebih banyak pelajar di Korea Selatan yang kembali ke sekolah pada Senin (8/6). Ini merupakan tahap akhir dari rencana pembukaan kembali pemerintah di tengah meningkatnya kecemasan atas gelombang kedua infeksi COVID-19 di Seoul dan kota-kota yang berdekatan.
Berdasarkan data terbaru, kini Korea Selatan kembali bergulat dengan serangkaian kluster infeksi yang terkait dengan pertemuan keagamaan, klub malam dan pusat distribusi di wilayah metropolitan sejak melonggarkan skema jarak sosialnya pada 6 Mei.
Kluster terbaru yang ditemukan pemerintah adalah kelompok pengecer produk kesehatan yang berpusat di Seoul, Richway. Produsen kesehatan ini memiliki spesialisasi dalam penjualan dari pintu ke pintu dengan sebagian besar konsumen adalah lansia.
Baca Juga: Korea Utara berang, selebaran provokasi dari wilayah Korsel jadi pemicu
Kluster Richway dianggap sangat berisiko karena sebagian besar kasus adalah pasien usia lanjut yang lebih rentan terhadap virus daripada kelompok usia yang lebih muda.
Otoritas kesehatan berencana untuk memperkuat pedoman jarak sosial untuk wilayah metropolitan. Hal ini dimulai dengan memperpanjang penutupan kembali sejumlah fasilitas umum dan tempat hiburan. Sebelumnya fasilitas ini telah dibuka namun kembali ditutup hingga hingga 14 Juni.
Jika angka-angka dari daerah metropolitan terus naik, Korea Selatan harus mempertimbangkan kembali ke jarak sosial yang ketat.