kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Penipuan Bank, Otoritas China Bayar Ganti Rugi untuk Redam Amarah Nasabah


Kamis, 21 Juli 2022 / 13:40 WIB
Kasus Penipuan Bank, Otoritas China Bayar Ganti Rugi untuk Redam Amarah Nasabah
ILUSTRASI. Otoritas China membayarkan ganti rugi korban-korban penipuan yang dilakukan sejumlah bank di negara itu. Pembayaran ini untuk meredam amarah nasabah.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Otoritas China akan membayar ganti rugi korban-korban penipuan yang dilakukan sejumlah bank di negara itu. Pembayaran ini untuk menenangkan nasabah yang marah karena telah ditolak aksesnya ke deposito seniliai puluhan miliar yuan selama berbulan-bulan.

Mengutip Bloomberg, Rabu (21/7), Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) menyebutkan, nasabah dari empat bank di Provinsi Tengah Henan dan satu di Anhui dengan simpanan yang mencapai 100.000 yuan atau setara US$ 14.800 akan dilunasi mulai 25 Juli.

Pekan lalu, pihak berwenang telah membayar nasabah yang memiliki simpanan di bawah 50.000 yuan. Pembayaran ini dilakukan setelah ratusan nasabah bank yang tidak puas turun ke jalan untuk meningkatkan tekanan pada pemerintah daerah selama dua bulan terakhir.

Penyelidikan resmi atas kasus tersebut telah menemukan bahwa perusahaan investasi Henan Xincaifu Group Investment Holding Co., berkolusi dengan karyawan di lima bank, mengambil simpanan dan memasarkan produk keuangan melalui platform online. 

Baca Juga: Shanghai Lakukan Pengujian Covid-19, Sejumlah Daerah di China Perpanjang Penguncian

Polisi China telah menahan beberapa tersangka yang diduga terlibat dalam kasus ini. Tak hanya itu, polisi pun menyita serta membekukan dana dan aset yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Sebagian besar korban tidak mengetahui kegiatan terlarang Xincaifu dan tidak pernah menerima bunga tinggi atau subsidi atas tabungan mereka” kata CBIRC kepada sebuah surat kabar.

Regulator China telah mengatakan tidak akan melakukan pembayaran kembali untuk akun yang diduga terlibat kegiatan ilegal atau menerima bunga tinggi dari saluran lain.

Langkah yang dilakukan otoritas ini untuk menjaga stabilitas jangka panjang dari sistem keuangan di negara tersebut. Sebab, jika masyarakat kehilangan kepercayaan pada kemampuan bank untuk bertahan hidup sendiri atau dukungan negara jika terjadi tekanan likuiditas, hal itu dapat memicu krisis yang coba dicegah oleh otoritas.

China memiliki hampir 4.000 pemberi pinjaman kecil dan menengah yang secara kolektif mengendalikan aset hampir US$ 14 triliun. Tetapi kepercayaan pada bank-bank ini telah berkurang sejak 2019, ketika pemerintah menyita pemberi pinjaman untuk pertama kalinya sejak 1998 dan menimbulkan kerugian pada beberapa kreditur.

Baca Juga: Hentikan Boikot Konsumen, Otoritas China Minta Bank Guyur Kredit ke Proyek Properti




TERBARU

[X]
×