Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India mengambil alih posisi Brasil pada Senin (7/9) untuk menjadi negara yang terkena dampak terburuk kedua dalam kasus virus corona baru di belakang Amerika Serikat (AS), menurut penghitungan AFP.
Melansir Channel News Asia, negara Asia Selatan itu telah mencatat 4,2 juta infeksi virus corona, data Kementerian Kesehatan India menunjukkan, dibandingkan dengan Brasil sebanyak 4,12 juta dan AS mencapai 6,25 juta.
Hanya, India melaporkan 71.642 kematian akibat virus corona, lebih sedikit dari Brasil sebanyak 126.203 dan AS mencapai 188.540.
Namun, banyak ahli mengatakan, India tidak melakukan pengujian cukup banyak orang dan tidak mencatat angka kematian akibat virus corona dengan benar. Yang berarti, angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Duh, total kasus virus corona di India tembus 4 juta
Sejak Agustus, negara berpenduduk 1,3 miliar itu, rumah bagi beberapa kota terpadat di dunia, melaporkan kenaikan kasus harian tertinggi di dunia. Pada Senin (7/9), terjadi peningkatan lebih dari 90.000 kasus.
Kasus meningkat 2% per hari
Angka kasus virus corona di India bergerak melewati 4 juta pada Sabtu (5/9) pekan lalu, hanya selang 13 hari setelah mencapai tiga juta infeksi.
Ahli virologi Shahid Jameel, Kepala Wellcome Trust/DBT India Alliance, mengatakan, faktor kunci yang harus Pemerintah India perhatikan adalah tingkat pertumbuhan infeksi, yang dia sebut "cukup mengkhawatirkan".
"Selama dua minggu terakhir, rata-rata telah berpindah dari sekitar 65.000 kasus per hari menjadi 83.000 kasus per hari, itu meningkat sekitar 27 persen selama dua minggu atau sekitar 2 persen per hari," kata Jameel kepada AFP.
India telah menguji rata-rata lebih dari 10 juta orang per hari, dengan rencana untuk meningkatkannya lebih jauh.
Baca Juga: Rekor lagi, India catatkan 86.432 kasus virus corona baru secara harian
Dewan Riset Medis India, badan ilmiah yang memimpin penanganan pemerintah terhadap pandemi Covid-10, pada Jumat (4/9) lalu merevisi kriteria pengujian, memungkinkan siapa pun menjalani tes tanpa surat dokter.
Hanya, Jameel bilang, langkah itu sudah terlambat.
"Ini akan mengungkap lebih banyak orang tanpa gejala, yang merupakan sumber sebenarnya dari perluasan penyebaran virus di India. Harus ada lebih banyak pengujian di distrik dan desa, karena lebih dari dua pertiga kasus berasal dari sana," ujarnya.