Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China telah meminta Swiss untuk menyediakan lebih banyak komponen untuk produksi ventilator karena produsen dalam negeri menghadapi tugas yang mustahil untuk memperluas pasokan guna memenuhi permintaan global.
Di saat permintaan untuk ventilator dan peralatan medis lainnya telah melonjak selama pandemi virus corona, produsen China mengalami kekurangan komponen dan menghadapi birokrasi yang rumit disebabkan oleh standar kualitas yang berbeda di seluruh dunia.
Baca Juga: Tesla mulai menjual dua varian mobil listrik Model 3 yang diproduksi di China
Dilansir dari South China Morning Post, Menteri Luar Negeri China Wang Yi secara langsung meminta Swiss untuk secara signifikan meningkatkan pasokan komponen tersebut.
“Negara-negara seperti Swiss adalah pemasok komponen penting untuk ventilator. Kami berharap Swiss dapat meningkatkan pasokan mereka secara substansial untuk membantu perusahaan meningkatkan produksi, dan mengurangi urgensi negara,” kata Wang.
Sementara Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis mengatakan dia akan bekerja dengan China untuk meningkatkan produksi ventilator, serta obat-obatan dan vaksin, dan memastikan stabilitas rantai pasokan.
Sebagai informasi, World Economic Forum mengatakan tahun lalu, sebelum virus corona muncul, kebutuhan ventilator di seluruh dunia mencapai 77.000 unit.
Baca Juga: AS ancam stop dana untuk WHO karena dituduh abaikan peringatan Taiwan soal corona
Namun, perkiraan yang dirilis pada hari Rabu oleh penelitian dari situs berita keuangan China EastMoney menempatkan kebutuhan dari AS, Jerman, Inggris, Prancis dan Italia saja sudah mencapai hampir 1 juta. Kota New York sendiri akan membutuhkan 30.000 ventilator tambahan pada bulan April.
China adalah produsen utama sarung tangan medis, PAD dan peralatan penting lainnya seperti ventilator dalam perawatan penyakit pernapasan, tetapi kementerian industrinya mengatakan bahwa pemasok menghadapi dua tantangan yakni permintaan internasional yang besar dan kapasitas yang terbatas.
Huang Libin, Direktur Biro Operasi dan Koordinasi Kementerian, mengatakan kekurangan suku cadang, standar kualitas asing, dan aturan baru yang ketat tentang ekspor medis China telah berkembang dengan laju yang lebih cepat.
Baca Juga: IMF: Pandemi akan menyebabkan resesi terburuk sejak Depresi Hebat
Pekan lalu, China memberlakukan pembatasan ekspor baru pada peralatan medis setelah beberapa negara Eropa melaporkan menerima produk di bawah standar dari produsen China.
Huang mengatakan, rata-rata China saat ini memproduksi pakaian medis pelindung melebihi 1,5 juta set dan secara teori dapat memenuhi permintaan, meskipun tidak semua kapasitas China memenuhi berbagai standar importir seperti AS, UE dan Jepang.
Pejabat industri lainnya, Chen Kelong, mengatakan bahwa, di bawah kondisi pasokan saat ini, China dapat memproduksi sekitar 2.200 ventilator invasif per minggu yang bahkan tidak mencapai seperlima dari total kapasitas produksi dunia.
“Tidak terlalu realistis untuk berpikir China dapat sepenuhnya memenuhi pasokan untuk pencegahan pandemi global,” kata Chen.
Baca Juga: Intelijen AS sudah peringatkan Gedung Putih akan wabah virus corona pada November
"Di bawah kondisi epidemi ini, pada dasarnya tidak mungkin dalam jangka pendek, dan sulit dalam jangka panjang, untuk mencapai peningkatan besar dalam pasokan melalui perluasan produksi, atau dengan mengalihkan produksi dari industri lain," lanjut dia.