Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China tengah dihadapkan masalah serius mengenai beban utang. Banyak yang memperkirakan, Pemerintah China akan kesulitan mengendalikan leverage keuangan hingga harus mengurangi permintaan obligasi.
Namun, ada kemungkinan mengejutkan atas obligasi China. Sebab ternyata China masih menjadi pemain obligasi terbaik tahun ini. Proyeksi tersebut berdasarkan 70 pasar di indeks Bloomberg Barclyas Global Aggregate yang dihitung dalam dollar AS.
Mengutip Forbes, obligasi Pemerintah China tenor 10 tahun memberikan imbal hasil atau yield 3,55%. Sebagai perbandingan yield surat utang Pemerintah AS tenor yang sama hanya 2,99%, atau surat utang Jerman yang memberi yield 2,97%
Seperti dilansir Bloomberg, obligasi China reli karena perubahan kebijakan Pemerintah China beberapa pekan terakhir yang mendukung likuiditas. Kondisi ini membuka peluang bagi para pemain pasar modal melakukan diversifikasi portofolio. Apalagi China membuka pasar obligasinya yang senilai US$ 12 triliun kepada investor asing.
China merupakan pasar obligasi terbesar ketiga di dunia. "Karena pasar onshore sekarang cukup mudah diakses, arus masuk asing kemungkinan terus mengalir," kata Frances Cheung, Kepala Strategi Makro Asia Westpac Banking Corp seperti dikutip Bloomberg. Dia mengatakan, perbedaan yield ChinaAS mungkin makin menyempit tapi tidak menjadi penghalang. Sebab pelaku pasar tertarik untuk diversifikasi.
Diversifikasi
Sementara, imbal hasil US treasury AS meningkat berkat kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut. Meski begitu, ada kekhawatiran inflasi akan meningkat.
"Investor global masih tertarik untuk terlibat bahkan setelah reli," kata Robert Subbaraman, Kepala Ekonom Pasar Negara Berkembang Nomura Holding. Dia menambahkan, pasar obligasi China akan menjadi jauh lebih stabil daripada pasar negara berkembang lainnya. Ini karena ekonomi di seluruh dunia mengurangi stimulus moneter.
Allianz Global Investors Singapore Ltd dan Neuberger Berman Group LLC misalnya ingin memperbesar kepemilikan obligasi di China. Investor asing kini memegang 1,8% dari obligasi Pemerintah China atau setara CNY 75,9 triliun. Jumlah ini naik 1,6% dari akhir tahun lalu.
Data Bloomberg menyebutkan, harga obligasi China naik 6,3% tahun ini. Angka ini lebih besar ketimbang keuntungan didapat dari obligasi Jepang yang sebesar 4%. Jepang adalah pemain obligasi terbaik kedua untuk pasar obligasi.
Ketika dihitung berdasarkan denominasi dollar AS, pasar surat utang China merupakan pemain terbaik. Sebab, memberikan kontribusi pengembalian positif saat indeks justru menurun 0,82% "Lembaga luar negeri menjadi pemenang terbesar dalam reli obligasi China karena mereka bisa menambah posisi dengan cepat sejak kuartal III," kata Shan Kun, Kepala Strategi Pasar Lokal BNP Paribas SA di Shanghai.