kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kecam Pemerintahan Biden, Netanyahu: Bukan AS yang Putuskan Cara Menangani Iran


Rabu, 16 Oktober 2024 / 08:57 WIB
Kecam Pemerintahan Biden, Netanyahu: Bukan AS yang Putuskan Cara Menangani Iran
ILUSTRASI. Pada Selasa (15/10/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam pemerintahan Presiden Biden.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (15/10/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam pemerintahan Presiden Biden. 

Netanyahu dengan menyatakan dengan tegas bahwa Israel – bukan AS – yang akan memutuskan cara terbaik untuk membalas agresi Iran baru-baru ini.

Mengutip Fox News, pejabat pemerintahan Biden telah mendesak Israel untuk menahan diri terhadap Iran dan Hizbullah. 

Rezim Netanyahu telah mempertimbangkan tindakan terhadap Iran sejak negara itu menembakkan sekitar 200 rudal ke wilayah Israel pada tanggal 1 Oktober.

"Kami mendengarkan pendapat Amerika Serikat, tetapi kami akan membuat keputusan akhir berdasarkan kepentingan nasional kami," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Netanyahu mengeluarkan pernyataan tersebut setelah sebuah laporan dari Washington Post yang mengklaim bahwa Gedung Putih yakin Netanyahu berada di "tempat yang lebih moderat" sekarang daripada dalam beberapa minggu terakhir.

Namun, para pejabat Gedung Putih mengatakan Israel telah meyakinkan AS bahwa mereka tidak akan menargetkan fasilitas minyak atau nuklir Iran. 

Menurut Wall Street Journal, kesepakatan itu terjadi setelah Biden dan Netanyahu melakukan panggilan telepon minggu lalu dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin bertemu dengan para pejabat Israel minggu ini.

Baca Juga: AS Tentang Serangan Udara Israel di Beirut

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dilaporkan memberi tahu para pejabat Israel awal bulan ini bahwa AS mengharapkan "kejelasan dan transparansi" tentang rencana Israel, khususnya mengenai pembalasan terhadap Iran atas serangan rudal terbaru.

Wakil Presiden Kamala Harris juga tidak mengatakan apakah menurutnya pemerintah memiliki pengaruh terhadap Netanyahu dalam sebuah wawancara minggu lalu.

Meskipun demikian, Biden menyetujui Pentagon untuk mengirim sistem pertahanan rudal canggih ke Israel minggu ini, bersama dengan sekitar 100 tentara AS untuk mengoperasikannya.

Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) sebelumnya telah dikerahkan ke Israel pada tahun 2019, tetapi hanya untuk latihan, kata pejabat Pentagon. Sistem tersebut membantu memperkuat pertahanan Israel terhadap rudal yang lebih canggih di gudang senjata Iran.

Baca Juga: PM Lebanon: AS Jamin Israel akan Meredakan Serangannya di Beirut

"Baterai THAAD akan melengkapi sistem pertahanan udara terpadu Israel. Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Israel, dan untuk membela warga Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran. Ini adalah bagian dari penyesuaian yang lebih luas yang telah dilakukan militer AS dalam beberapa bulan terakhir, untuk mendukung pertahanan Israel dan melindungi warga Amerika dari serangan oleh Iran dan milisi yang berpihak pada Iran," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×