kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kedodoran tangani corona, AS bisa menjadi seperti Italia


Kamis, 26 Maret 2020 / 06:48 WIB
Kedodoran tangani corona, AS bisa menjadi seperti Italia
ILUSTRASI. Suasana sepi di kota New York karena wabah virus corona


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Negara dengan layana kesehatan maju seperti Amerika Serikat (AS) ternyata kedodoran menghadapi wabah virus corona. Banyak dokter yang menyebut rumahsakit tidak siap dengan lonjakan pasien corona.

Misal, daya tampung kamar tak mencukupi dan jumlah pasien melebihi jumlah ventilator.

"Kami akhirnya mendapatkan pasien positif pertama kami dan saat itulah semua kacau," kata seorang dokter kota New York kepada CNN.

Baca Juga: Terbanyak kedua di dunia, korban tewas di Spanyol akibat corona melampaui China

Dokter yang berbicara kepada CNN dengan syarat anonim karena khawatir akan pekerjaannya itu, menggambarkan sebuah rumah sakit yang sangat tidak siap untuk masuknya pasien Covid-19 dimulai kira-kira dua minggu lalu.

"Kami tidak memiliki mesin ventilator, kami tidak memiliki tempat tidur," kata dokter itu.

Ia tidak menyangka ini terjadi di New York "Ini seperti jenis skenario negara dunia ketiga. Sangat mengejutkan," imbuhnya.

Pada awalnya, pasien corona yang masuk lebih banyak mereka yang masuk kelompok usia 70 tahunan plus. Namun dalam seminggu terakhir ini ada beberapa pasien yang lebih muda dari 50 tahun.

Pakar kesehatan masyarakat, termasuk ahli bedah umum Dr. Jerome Adams telah mengingatkan bahwa AS bisa "menjadi Italia," di mana dokter di rumah sakit yang dipenuhi pasien corona terpaksa dirawat ransum dan memilih siapa yang mendapat ventilator.

Italia saat ini mencatat korban meninggal paling besar di dunia karena corona. Total 7.503 orang meninggal di Italia akibat corona.

"Kenyataannya adalah bahwa apa yang kita lihat sekarang di ruang gawat darurat kita sangat mengerikan," kata Dr. Craig Spencer, direktur kesehatan global dalam pengobatan darurat di NewYork-Presbyterian/Columbia University Medical Center di New York City.

Minggu lalu, kata Spencer, kami masih berbicara tentang satu atau dua pasien di antara lusinan apasien lainnya yang mungkin adalah pasien covid atau corona.

"Namun kemarin, hampir setiap pasien yang saya rawat adalah virus corona dan banyak dari mereka sangat parah. Banyak yang memakai tabung pernapasan," ujarnya.

Baca Juga: Mengapa tingkat kematian akibat corona di Italia paling tinggi?




TERBARU

[X]
×