Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki hari ke-100 invasi Rusia kepada Ukraina, perdamaian yang dinantikan bagi bangsa berdaulat masih jauh dari harapan sehingga mutlak dibutuhkan dukungan dari seluruh negara yang menjunjung tinggi perdamaian dan keamanan internasional.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyatakan bangsa Ukraina membayar harga yang sangat mahal untuk keamanan seluruh demokrasi dan nilai-nilai kemerdekaan yang diperjuangkan semua bangsa yang berdaulat.
“Semakin lama perang ini berlangsung, semakin tinggi harga yang dikorbankan untuk melindungi kebebasan yang telah dimiliki oleh sebuah bangsa. Hal ini tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk seluruh dunia,” tegasnya seperti dirilis Kedubes Ukraina di Jakarta, Kamis (2/6).
Dia mengingatkan seluruh bangsa yang menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentu memahami dan menghormati kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Ukraina sejak memerdekakan diri dari Uni Sovyet pada 24 Agustus 1991.
Baca Juga: Manajer Kekayaan George Soros Sebut Resesi Sesuatu yang Tak Terhindarkan
Kedaulatan Ukraina secara sepihak dilanggar oleh Federasi Rusia yang diperintah Presiden Vladimir Putin untuk melakukan upaya penjajahan berkedok operasi militer khusus sejak 24 Februari 2022 dengan sejumlah alasan yang tidak masuk akal.
Hingga 100 hari tercatat sedikitnya 3.942 jiwa tewas, 4.591 orang luka-luka dan di antaranya 6.800 tempat tinggal warga hancur karena Rusia sengaja menyasar masyarakat sipil termasuk fasilitas kesehatan dan rumah ibadah.
Lebih dari 689 anak-anak terluka di Ukraina sebagai akibat dari agresi bersenjata skala penuh oleh Federasi Rusia. Per 1 Juni 2022, jumlah resmi korban anak sebanyak 243 korban jiwa.
Sebagai gambaran kerugian akibat kerusakan infrastruktur di Kyiv, Ukraina yang disebabkan invasi Rusia sudah mencapai sekitar US$ 65 miliar. Jumlah ini terhitung luar biasa karena data Bank Dunia, kerugian ini setara dengan lebih dari sepertiga produk domestik bruto (PDB) Ukraina pada 2020 sebesar US$ 155 miliar.
Baca Juga: NATO dan AS: Perang di Ukraina Sulit Diprediksi, tapi Berakhir di Meja Perundingan
“Kerugian yang dialami Ukraina belum termasuk pelanggaran hukum perang yang dilakukan serdadu Rusia yang mencapai 13.516 kasus. Hingga saat ini, baru dua sidang pelanggaran hukum perang Ukraina telah menjatuhkan vonis kepada serdadu yang melakukan pelanggaran kemanusiaan secara sengaja,” tuturnya.
Pengadilan Ukraina menjatuhkan hukuman 11 setengah tahun penjara kepada dua tentara Rusia yang ditangkap pada Selasa (31/5) karena menembaki sebuah kota di Ukraina timur, vonis kejahatan perang kedua sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menegaskan pemerintah Ukraina tetap berusaha keras untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina hingga mewujudkan upaya membebaskan wilayah Ukraina dari pendudukan Rusia.
Baca Juga: Setelah Roket Jarak Menengah, AS Kini Berencana Mengirim Drone Tempur ke Ukraina
“Pilar utama untuk kemenangan Ukraina harus didukung oleh mitra dan sekutu melalui bantuan nyata. Seperti tekanan sanksi maksimum terhadap Rusia, pengiriman senjata berat yang lebih cepat ke Ukraina, dan kejelasan tentang masa depan Ukraina di Eropa,” tuturnya.
Ukraina sejak Maret telah memasukkan proposal bergabung dengan Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO bahkan kemudian diikuti oleh Georgia dan Kosovo.