Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pencurian aset kripto mencatat angka signifikan pada Agustus 2025, dengan total kerugian mencapai US$163 juta.
Melansir Cointelegraph pada Rabu (3/9/2025), data ini berasal dari laporan perusahaan keamanan blockchain, PeckShield, yang mencatat setidaknya 16 serangan berbeda terjadi sepanjang bulan lalu.
Baca Juga: OJK Tolak Izin Usaha PT Bursa Kripto Indonesia, Tanda Daftar Bappebti Dibatalkan
Mayoritas kerugian disebabkan oleh serangan rekayasa sosial (social engineering) terhadap pemilik Bitcoin, di mana para hacker menipu korban agar menyerahkan kunci akses dompet digital mereka.
Metode ini menunjukkan pergeseran strategi hacker, yang kini lebih fokus pada target bernilai tinggi dibanding serangan massal skala kecil.
Jika dibandingkan, jumlah kerugian Agustus meningkat 15% dari Juli, yang hanya mencapai US$142 juta.
Meski begitu, secara tahunan, total kerugian menurun 47%, menandakan pergeseran pola kejahatan di dunia kripto.
Baca Juga: Ethereum, Emas, dan Obligasi Jadi Primadona Investasi Hingga Agustus 2025
Para ahli keamanan siber menjelaskan, lonjakan kerugian Agustus didorong oleh dua faktor utama: harga aset kripto yang melonjak dan targeting terhadap investor besar.
Selama Agustus, Bitcoin dan Ether mencetak rekor baru:
- Bitcoin menembus $124.000 pada 14 Agustus.
- Ether melewati $4.946 pada 24 Agustus.
“Kenaikan harga kripto menarik perhatian hacker untuk membidik aset dengan nilai tinggi. Metode social engineering kini menjadi senjata utama mereka,” kata pakar keamanan blockchain yang diwawancarai Cointelegraph.
Tren ini menimbulkan peringatan bagi investor kripto, khususnya pemilik aset besar, agar lebih berhati-hati terhadap pesan mencurigakan, tawaran investasi palsu, atau link yang tidak resmi.
Baca Juga: Pasar Kripto Rebound, Ini 5 Jawara Kripto Top Gainers Selama 24 Jam
Pakar menyarankan penggunaan dompet hardware (cold wallet) serta verifikasi ganda saat melakukan transaksi.
Dengan meningkatnya nilai pasar kripto, risiko serangan dan penipuan diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun, menuntut kesadaran keamanan digital lebih ketat dari para investor.