kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejaksaan New York investigasi WeWork


Selasa, 19 November 2019 / 20:31 WIB
Kejaksaan New York investigasi WeWork
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The WeWork logo is displayed on the entrance of a co-working space in New York City, New York U.S., January 8, 2019. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejaksaan Negeri New York dilaporkan Reuters, Selasa (19/11) akan melakukan investigasi terhadap perusahaan co-working space WeWork. Sumber Reuters menjelaskan hal tersebut dilakukan lantaran potensi kebangkrutan yang akan terjadi dalam beberapa pekan mendatang.

Ini bukan pertama kalinya, WeWork diinvestigasi Kejaksaan Negeri New York. Sebelumnya perusahaan juga telah diperiksa terkait kebijakan perusahaan untuk mewajibkan para pekerja menandatangani kewajiban persaingan tahun lalu.

Juru Bicara WeWork Letitia James mengafirmasi hal ini. Ia bilang pihaknya telah dihubungi oleh Kejaksaan Negeri New York tekait investigasi. Sementara Juru Bicara Kejakaan Negeri New York menolak berkomentar kepada Reuters.

Baca Juga: Pemegang saham minoritas gugat WeWork dan mantan CEO

“Kami telah menerima surat penyelidikan dari Kejaksaan Negeri New York dan akan berlaku kooperatif terhadap upaya tersebut,” kata Letita kepada Reuters.

Salah sat masalah yang akan diselidiki Kejaksaan Negeri New York adalah soal dugaan upaya memperkaya diri sendiri yang dilakukan oleh bekas Bos WeWork Adam Neumann.

Neumann diketahui membeli sejumlah properti yang kemudian ia sewakan kembali kepada perusahaan. Ia juga diketahui menagih US$ 6 juta kepada perusahaan yang menggunakan merek dagangnya “We” setelah perusahaan mengganti namanya menjadi The We Company.

Asal tahu, WeWork akhir September lalu membatalkan rencananya melantai di bursa saham setelah sejumlah investor ragu dengan model bisnis perusahaan, kerugian yang makin membengkak, dan tata kelola yang buruk.

Baca Juga: Gara-gara WeWork dan Uber, SoftBank catat kerugian pertama dalam 14 tahun

Neumann sendiri telah mengundurkan sendiri sebagai CEO WeWork minggu lalu. Ia juga menyetujui untuk mengembalikan dana US$ 6 juta kepada perusahaan. Juru Bicara Neumaan menolak berkomentar kepada Reuters terkait hal ini.

WeWork saat ini memang tengah dilanda masalah keuangan dan berencana melakukan restrukturisasi besar-besaran. SoftBank Group Corp yang merupakan salah satu investor WeWork telah sepakat bakal melakukan upaya penyelamatan dengan menyuntik dana US$ 6,5 miliar via utang dan ekuitas.

SoftBank juga bakal mendanai pembelian para pemegang saham WeWork hingga US$ 3 miliar, termasuk US$ 1 miliar saham milik Neumann,

Selain itu, WeWork juga dilaporkan berencana untuk memangkas 4.000 pekerjanya. Ini hampir sepertiga, dari total pekerja WeWork yang pada Juni tercatat mencapai 12.500 pekerja.

Baca Juga: Terancam bangkrut, SoftBank gelontorkan dana US$ 9,5 miliar ke WeWork

Executive Chairman WeWork Marcello Claure dalam surelnya kepada para pekerja yang ditinjau Reuters menyatakan bakal memangkas pekerja pada divisi yang tak tak berelasi langsung terhadap bisnis inti perusahaan.

Jumat mendatang, Claure dalam surelnya juga menyatakan bakal menggelar pertemuan untuk mengungkapkan secara resmi upaya restrukturisasi pekerja mereka.

“Kita butuh mengefisiensikan organisasi dan membuat perusahaan berkembang ke arah customer centric. Kami akan menghilangkan, dan mengurangi fungsi dan tanggung jawab tertentu,” tulis Claure yang juga seorang petinggi SoftBank.

Dalam presentasinya kepada pemegang obligasi, perusahaan mengindikasikan sejumlah area pekerjaan yang bakal dihapus meliputi unit bisnis model ventura, serta unit desain dan konstruksi.

Baca Juga: WeWork, Coworking space asal Amerika ekspansi ke Indonesia

Bloomberg News Jumat (15/11) lalu juga melaporkan saat ini WeWork juga tengah dipantau oleh Komite Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan saat mempersiapkan upaya initial public offering (IPO) yang gagal September lalu. WeWork enggan berkomentar soal dugaan tersebut.

Sementara dari data MarketAxess, nilai Obligasi WeWork yang bakal jatuh tempo pada 2025 tercatat anjlok tajam hingga 16,057% pada Senin (18/11) lalu.




TERBARU

[X]
×