Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Harapan pasar agar importir negara seperti COFCO dan Sinograin segera kembali membeli dalam jumlah besar sebagai gestur goodwill pasca perundingan dagang belum terwujud.
Meski begitu, pejabat AS tetap menegaskan ekspektasi agar China menepati komitmen dagangnya.
“Presiden berhak menyesuaikan tarif, kontrol ekspor, dan kebijakan lain untuk memastikan mitra dagang memenuhi kesepakatan,” ujar seorang pejabat AS kepada Reuters.
Baca Juga: Apindo Harap Tarif Impor AS Bisa Lebih Rendah dari 19%
Kementerian Perdagangan China belum menanggapi permintaan komentar. Namun dua pedagang memperkirakan cadangan kedelai yang dikuasai perusahaan milik negara kini mencapai 40–45 juta ton, dua kali lipat impor kedelai China dari AS tahun lalu, cukup untuk memenuhi kebutuhan lima bulan di awal tahun.
Sementara itu, importir swasta terus memesan kedelai dari Brasil untuk pengiriman Desember. Harga kedelai Brasil untuk pengiriman Januari dipatok sekitar US$ 480 per ton (termasuk ongkos kirim ke China), lebih murah dibanding kedelai AS yang mencapai US$540–550 per ton.
Pedagang menyebut, hingga kini China telah memesan sekitar 2 juta ton kedelai untuk pengiriman Desember, atau sekitar 40% dari kebutuhan bulan itu. Namun pemesanan untuk Januari masih lambat.
Baca Juga: Amerika Kehilangan Peluang Penjualan Kedelai ke China, Brasil Ambil Alih
“Tidak ada tanda-tanda bahwa pembeli negara sedang menjalankan program pembelian 12 juta ton sebelum akhir tahun ini, apalagi tambahan 25 juta ton untuk tahun depan,” tulis Arlan Suderman, Kepala Ekonom Komoditas StoneX, dalam catatan risetnya, Selasa (11/11/2025).













